PALEMBANG, GLOBALPLANET - Dodi Rakesh pemilik usaha konveksi Zalikha yang berlokasi di Jalan Ponorogo, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami ini mengatakan, sejak akhir bulan Maret lalu konveksi miliknya telah memproduksi sebanyak 25 ribu masker kain.
"Masker ini kami bagikan kepada individu, kelompok-kelompok, warga sekitar, bahkan RSUP Muhammad Hoesin juga pernah minta bantuan untuk mencukupi kebutuhan masker kain," ujar Dodi, Kamis (29/10/2020).
Berbeda dengan saat pertama kali pandemi dimana kebutuhan masker menjadi prioritas orang beraktifitas keluar rumah, sekarang dirinya hanya membagikan ke masjid dan pasar. "Sekarang kami bagikan langsung ke masjid dan pasar karena yang mengambil langsung ke konveksi sudah jarang," singkatnya.
Dalam satu bulan konveksi miliknya bisa memproduksi 1000-1.300 lembar masker kain yang berasal dari bahan kain sisa pesanan konsumen atau suatu instansi, karena ia juga menerima orderan pembuatan masker kain. Belum lagi ada juga bahan yang ia dapat dari bantuan orang lain.
Jumlah produksi ini memang lebih sedikit dibandingkan tiga bulan pertama penyebaran Covid-19 di Palembang yang mampu memproduksi hingga 8.000 lembar masker kain perbulan.
"Itu wajar kalau sekarang kan semua orang punya masker, sudah tak kesulitan lagi lah untuk mencari masker, " katanya.
Dodi menceritakan, bahkan pasca Idul Fitri usahanya sempat mengalami turun omset. Kendati demikian, penurunan omset dapat tertutupi dari orderan masker. Ia juga sering menerima bantuan berupa dana dan kain untuk memproduksi masker.
"Puncaknya bulan Agustus, konveksi saya sempat tutup dulu dua minggu, karena istri juga mau operasi. Tapi alhamdulilah, pesanan masker kain masih ada yang menghubungi tetap saya bantu," jelasnya.
Ia tidak pernah berniat untuk berhenti memproduksi masker gratis, meski sempat merumahkan lima dari sembilan orang karyawannya imbas dari Covid-19 dan hampir menjual alat-alat produksinya.
"Saya mau tetap memproduksi masker sampai Covid-19 selesai, karena niatnya dari awal bukan untuk jualan," tegasnya.
Sempat membatasi satu orang hanya boleh ambil satu masker, kini ia tidak lagi membatasi warga yang mau ambil masker gratis karena masker tidak lagi menjadi barang yang langka.