PALEMBANG, GLOBALPLANET - Kepala unit analisa dan prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani mengatakan, kondisi atmosfer masih cenderung tidak stabil sehingga pertumbuhan awan cukup tinggi yang berpotensi terjadi hujan sangat besar.
"Sumsel juga baru saja melewati puncak hujan periode Januari di mana kondisi tanah sudah jenuh air, debit sungai mungkin sudah maksimal, maka perlu waspada," ujar Sinta, Kamis (11/2/2021).
Menurut dia, Sumsel termasuk Provinsi di Indonesia yang diterpa cuaca ekstrem, ketidakstabilan atmosfer disebabkan munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah utara Indonesia sehingga mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang meningkatkan pertumbuhan awan.
"Warga harus berhati-hati saat beraktifitas di luar rumah, mulai mengamankan dokumen penting bagi yang tinggal di daerah langganan banjir dan memperbarui informasi cuaca, " jelasnya.
Berdasarkan analisis BMKG Palembang, selama 10 hari (dasarian) pertama Februari 2021 wilayah Sumsel mengalami curah hujan tertinggi mencapai 350 mm di Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim.
Beberapa darah bahkan mengalami sifat hujan di atas normal, seperti di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), OKU Timur, Prabumulih, sebagian Muratara, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Muara Enim, OKI, Musi Rawas, OKU Selatan dan OKU.
Pada dasarian II Februari sebagian besar Sumsel diprediksi mengalami curah hujan tinggi hingga 300 mm dengan peluang 40 persen, yakni terjadi di Kabupaten Musi Rawas, Muara Enim, PALI, OKU serta sebagian Muratara dan Muba.
"Kami mengimbau warga waspada cuaca ekstrem di wilayah Sumatera Selatan selama sepekan ke depan karena dapat memicu bencana hidrometeorologi, " ungkapnya.
Sedangkan selama dasarian III Februari curah hujan tinggi (300 mm) dengan peluang 30 persen diprediksi terjadi di sebagian Muratara dan Musi Rawas.