PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Jumlah itu mengalami peningkatan jika dibandingkan pada 2019 lalu, dimana penganguran terbuka sebesar 7,94 persen atau 60.242 orang.
Kepala Bappeda dan Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, mengatakan, tingginya angka pengangguran di Kota Palembang dikarenakan pandemi Covid-19. Mayoritas masyarakat yang memiliki pekerjaan sebelum pandemi, kemudian dirumahkan pasca sektor usaha terdampak pandemi.
"Angkanya memang naik jika dibanding tahun 2019. Selain soal program pembangunan strategis, persoalan kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka masuk dalam pembahasan," ujarnya usai menghadiri Rapat Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2022, Senin (29/3/2021).
Meski begitu, sambung dia, Pemkot Palembang tetap melakukan upaya untuk menekan angka pengangguran dengan mengefektifkan belanja negara yang pro rakyat sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Serta pelatihan-pelatihan yang dapat melatih kompetensi masyarakat.
"Cara-cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan job fair, pelatihan-pelatihan berbasis kompetensi dan kami juga mendorong untuk masyarakat menjadi enterpreneur," katanya.
Pertumbuhan ekonomi Palembang pun dinilai sudah cukup baik saat ini, menurut Harrey terbukti dengan banyaknya usaha-usaha kecil menengah baru yang bermunculan.
"Saat ini, di Palembang makin menjamur usaha kecil menengah (UKM) yang menjadi pondasi stabilitas ekonomi di Palembang. Saya lihat sudah banyak, tinggal kami harus fokus untuk pemulihan ekonomi memberikan stimulus bagi usaha-usaha kecil ini," bebernya.
Lanjut Harrey selain pengangguran, masalah kemiskinan masih di angka dua digit yakni 10,89. Dari sisi persentase memang terjadi penurunan tapi dari segi jumlah orang sebenarnya masih cukup banyak dengan jumlah penduduk Kota Palembang mencapai 182.600 ribu penduduk miskin.
"Ini jadi PR OPD, Mendagri menginstruksikan agar belanja yang bersentuhan ke masyarakat dengan mengedepankan ekonomi kerakyatan," katanya.