MUBA, GLOBALPLANET.news - "Hal yang harus dipikirkan itu, bagaimana produksi beras bisa bersambung pada tingkat penghidupan masyarakat. Bagaimana tingkat hidup petani bagus dan harga bagus," ujar Dodi saat menghadiri panen raya di Desa Sri Karang Rejo Kecamatan Lalan, Sabtu (10/4/2021).
Untuk mengatasi hal itu, Dodi mengatakan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin memastikan penyerapan beras petani akan lebih maksimal, salah satunya dengan menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Saya minta Dinas TPHP untuk menyerap sebanyak mungkin beras petani, lakukan itu bekerjsama dengan Bulog. Setelah itu baru kita dengan bangga mengatakan surplus beras karena dibarengi naiknya kesejahteraan petani," jelas dia.
Dalam masa pandemi, orang nomor satu di Bumi Serasa Sekate ini mengatakan, sektor pertanian dan perkebunan mengalami penibgkatan dan menjadi penompang ekonomi nasional. "Lalan ini sudah 100 persen mekanisasi, Ini sangat penting karena setelah panen kita harus cepat menanam lagi," jelas dia.
Kepala Dinas TPHP Muba, A Thamrin, mengatakan, realisasi tanam padi di Muba sekitar 93.865 hektar dengan produksi padi 497.521 ton, lalu gabah kering panen setara dengan 427.967 ton, dan gabah kering giling setara dengan 268.506 ton beras. Sementara konsumsi masyarakat di Musi Banyuasin ini hanya 61.454 ribu ton pertahun.
Thamrin mengungkapkan, saat ini Muba sedang memasuki musim panen padi tetapi harga gabah dan beras di tingkat petani jatuh, pada saat ini harga gabah kering panen di tingkat petani hanya kisaran Rp3.200-Rp3.500 jauh dari harga patokan Pemerintah (HPP) Rp4.200 per-kg GKP sedangkan harga beras di tingkat petani kisaran Rp7.200-Rp7.500 sedangkan HPP beras Pemerintah Rp12. 000-Rp.13.000.
"Karena itu kami mohon Pemerintah melalui Bulog agar melakukan serapan gabah petani dengan harga HPP Pemerintah," tukasnya.
Sementara, Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Sumsel Babel, Ninik Laswati, mengatakan, pihaknya telah mengerahkan sejumlah satuan kerja untuk membangun jaringan di sejumlah sentra pangan untuk memaksimalkan penyerapan.
"Selain menyerap gabah petani, mereka (satuan kerja) juga bertugas untuk mengedukasi petani agar menghasilkan gabah sesuai dengan standar yang ditetapkan," ucapnya.
Ninik mengatakan karena panen raya yang datang lebih awal membuat penyerapan gabah kering giling setara beras mencapai lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Sepanjang periode Januari-April 27.000 ton, lebih besar dari tahun 2019 mencapai 11.400 ton. Sampai dengan Juni, Bulog menargetkan penyerapan hingga 50.000 ton," tandas dia.