LAHAT, GLOBALPLANET - Seperti yang diungkapkan, Jikermansyah petani porang di Desa Sukananti Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat, sekitar setahun lalu dirinya memulai bertani porang bersama temannya dengan lahan sekitar setengah hektar. Bahkan, porang yang ditanamnya sudah hampir memasuki panen.
“Ya sebentar lagi panen, di usia enam sampai delapan bulan baru bisa panen, namun rencana akan saya dibiarkan besar hingga 2 musim, sekaligus untuk percontohan dulu. Kalau sampai 3 musim, umbi porang bisa besar mencapai 5 kilogram bahkan lebih," katanya, Jumat (16/4).
Dijelaskannya, menanam porang juga tidak terlalu rumit dan susah, karena lahan porang sama dengan lahan komoditi pertanian yang selama ini ditekuni petani. Kendalanya hanya dengan kondisi cuaca, apabila terlalu panas bisa memperhambat pertumbuhan, dan penyakit sedangkan hama paling hanya binatang seperti belalang, binatang kaki empat tidak menganggu.
"Harga jual porang satu kilogram Rp 7 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram, tergantung kualitas dan kadar airnya, kalau tempt jual di daerah Sungai Lilin, Muba ada,”ungkapnya. Dalam lahan satu hektar, bisa ditanami 40 ribu batang porang, dengan potensi 40 ton untuk sekali musim, keuntungan bisa mencapai ratusan hingga miliaran rupiah.
Sementara, Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Lahat, Erwan Andawan mengatakan, sampai saat ini pihanya belum memiliki data berapa banyak dan berapa luas masyarakat bertani porang. Hanya saja, apabila ada permintaan pembinaan siap dibantu.
“Bertani porang tidak mempengaaruhi ataupun mengancam perkebunan kopi, karena petani kopi bisa terus berjalan dan bisa juga menanam potang ini,”sampainya