loader

Gelar Aksi, GPK Minta Usut Dugaan Penyelewengan Dana Hibah dan Bansos 2017 Kota Palembang

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Dalam orasinya Koordinator Lapangan Reza Marliansyah bersama Koordinator Aksi Rommy Andesva menyampaikan 5 pernyataan, yakni Wali Kota Palembang Harnojoyo harus bertanggung jawab dalam realisasi penggunaan dana hibah dan bansos tahun anggaran 2017.

Dana hibah dan bansos tahun 2017 diduga tidak direalisasikan, Wali Kota Palembang harus bertanggung jawab dalam pengelolaan dana Covid-19 yang tak tahu kemana arahnya, usut tuntas indikasi korupsi dugaan anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp480 milyar di Kota Palembang. Lalu, Wali Kota Palembang gagal dalam penanganan Covid-19.

Kondisi demo berjalan lancar dengan diamankan petugas Polsek Ilir Barat (IB) I Palembang dan Sat Pol PP yang berjaga di depan pintu masuk utama kantor Walikota Palembang.

Pendemo diterima perwakilan dari Pemkot Palembang yakni Asisten III Herli Kurniawan. "Bapak Wali Kota dan Sekda tidak bisa menemui langsung karena ada acara penting lainnya, disini saya yang mewakili dan aspirasi rekan-rekan akan kami sampaikan ke bapak Wali Kota," kata Herli dalam membuka bicara.

Lebih lanjut, Herli menuturkan kegiatan penggunaan anggaran pemerintah ini tidak lepas dari kontrol pengawasan. "Ada 3 yakni pengawasan fungsional baik internal eksternal, pengawasan dari Audit misal BPK, dan pengawasan dari masyarakat seperti yang adek-adek kita lakukan," jelas Herli.

Menurut Herli, anggara Rp480 miliar merupakan rencana, tetapi realitas nya tidak sampai situ karena kecukupan dana. 

Ditemui usai aksi, Reza Marliansyah mengatakan ini merupakan aksi lanjutan 5 Juni kemaren. "Hari ini kita tindak lanjuti dana hibah dengan dana bansos tahun 2017 itu hasil kami investasi di lapangan tidak ditemukan dan masyarakat tidak menerima sama sekali pada tahun 2017," ujar dia.

"Pada tahun 2017 itu pemerintah Kota Palembang telah mencarikan dana tersebut sebesar kurang lebih Rp11 milyar, dan itu tidak direalisasikan kepada masyarakat. Dan pada tahun itu Palembang masih pemilihan demokrasi politik," kata Reza.

Lanjutnya, pada statement yang ada bahwa yang menanda tangani hal tersebut Wali Kota Palembang. "Padahal pada tahun 2017 itu di pimpin oleh PJS pak Najib, nah ini ada apa sebenarnya?. Maka dari itu hari ini kita turun ke lapangan kantor walikota dan menuntut Wali Kota Palembang untuk mundur sekarang juga," pintanya. 

"Harapan kedepan kota Palembang lebih bersih lagi dari penjahat-penjahat korupsi, dan berharap kedepan rakyat Palembang bekerja dan aktivitas lebih baik lagi," tutupnya.

Share

Ads