OKUT, GLOBALPLANET - Ketua tim 9 DR. Erwan Suryanegara yang juga peneliti sriwijaya mengatakan, kongres kebudayaan komering bukan berarti mengeksklusifkan komering tetapi mengembalikan komering, mempertahankan Komering.
Tetap menjaga pluralisme namun komering harus menonjol, terlebih kongres kebudayaan ini sejalan dengan visi dan misi Bupati OKU Timur.
Penyelenggara kebudayaan ini adalah pemerintah dan masyarakat sesuai dengan amanat undang-undang tentang kebudayaan. Peserta kongres tidak saja melibatkan masyarakat berbudaya Komering, seperti OKU, OKU Selatan, OKI dan Lampung tetapi masyarakat berkebudayaan lainnya. Dikarenakan tema yang akan diangkat merajud kebudayaan Komering.
Sementara Bupati OKU Timur H. Lanosin, S.T. menyampaikan, terkait rencana kongres kebudayaan sangat menarik. Pemerintah telah berkomitmen dalam melaksanakan konsep kebudayaan dalam bentuk perwujudan muatan lokal berbahasa Komering.
Muatan lokal budaya komering bukan berarti mengecilkan kebudayaan lain yang ada di OKU Timur. Enos menjelaskan, jika budaya merupakan jati diri bangsa tetapi pemerintah juga harus menghormati budaya yang ada di OKU Timur, hadirnya muatan lokal budaya Komering untuk mempertahankan jati diri daerah.
Bupati memberikan respon positif terhadap rencana kongres kebudayaan Komering. Namun kita tetap harus hati-hati jangan memunculkan ego sektoral yang akan menimbulkan rasisme," ujarnya.
Dia berharap kongres kebudayaan juga melibatkan unsur kebudayaan lain dalam kongres, dan berharap adanya kajian ilmiah tentang Komering terlebih komering merupakan salah satu peradaban Sriwijaya di zaman dahulu.
“Masih butuh kajian ilmiah terkait dengan Komering merupakan peradaban Sriwijaya di zaman dahulu dengan ditemukannya arca Sriwijaya di Desa Minangga Kecamatan Semendawai Barat,” ungkapnya.