PALEMBANG, GLOBALPLANET - Petani sawit di Sumatera Selatan (Sumsel) menjerit harga tanda buah sawit (TBS) anjlok. Penurunan terjadi setiap hari sejak pemerintah mengumumkan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya pada Jumat (22/4/2022).
Pada pengumuman yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden itu, larangan ekspor minyak goreng dan bakunya mulai berlaku 28 April hingga batas waktu yang ditentukan kemudian.
Namun begitu, sejak kebijakan larangan itu diumumkan, harga TBS di tingkat petani mulai turun yang membuat petani bingung dan tidak bisa berbuat - apa.
Adil, petani sawit di Desa Bingin, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Utara) yang awalnya tidak mengetahui adanya larangan ekspor menuturkan, harga TBS terus turun sejak Jumat (22/4/2022) sore, terus lanjut Sabtu hingga Minggu (24/4) kemarin.
"Terakhir kami jual Jumat (22/4/2022), harga Rp3.000 per kilogram, Sabtu sudah turun jadi Rp1.800, lalu Minggu itu siang Rp1.500 per kg dan sore atau malam itu sudah Rp1.000 per kg," ujarnya merinci saat dihubungi globalplanet, Senin (25/4/2022).
Awalnya para petani di Muratara menduga penurunan terjadi karena hendak Lebaran, namun ternyata karena larangan ekspor. "Parahnya lagi hari ini kabarnya tidak ada yang mau beli, jadi antre sejak tadi malam. Wajar saja, karena pabrik pasti mendahulukan buah dari kebun mereka dulu," katanya.