PALEMBANG, GLOBALPLANET - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Pemuda Sumatera Selatan (HMI) cabang Palembang. Menggelar aksi di kantor dan di depan kantor Polda Sumsel Selasa (31/10/2023) siang.
Aksi mahasiswa ini buntut dari tak selesainya penanganan Karhutla oleh aparat penegak hukum di Sumsel yang menimbulkan asap pekat di kota Palembang khususnya dan umumnya Sumsel.
Ketua umum HMI Cabang Palembang Chandra menegaskan, mahasiswa dan masyarakat di Sumsel menyampaikan mosi tidak percaya kepada Polda Sumsel dalam penanganan dan penegakan hukum kasus kebakaran hutan dan lahan di Sumsel yang tidak kunjung tuntas. Menurutnya beberapa perusahaan perusahaan yang terindikasi membakar lahan tidak kunjung diproses secara hukum.
"Dalam penegakan hukum yang dilakukan kepolisian dalam hal ini Polda Sumsel hanya sebatas masyarakat biasa tapi tidak sampai ke perusahaan perusahaan yang telah terbukti melakukan pembakaran lahan. Siapapun yang membakar lahan harus diproses secara hukum tanpa terkecuali jangan hukum tajam kebawah tumpul keatas,"katanya kepada wartawan usai orasi.
Dikatakan Chandra, kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah Sumsel gencar melakukan mitigasi pencegahan karhutla tapi kenyataannya karhutla masih terjadi di Sumsel.
"Percuma kalau dilakukan pencegahan tapi karhutla masih terjadi di Sumsel. Karena tidak ada tindakan tegas kepada korporasi yang telah membakar lahan. Kalau masyarakat yang membakar cepat ditindak namun sebaliknya kalau perusahaan yang membakar aparat kepolisian lamban memprosesnya,"jelasnya.
Maka dari, mahasiswa meminta kepada presiden untuk mencopot Kapolda Sumsel, Pangdam II Sriwijaya dan Danrem karena mereka sebagai Satgas penanganan karhutla di Sumsel harus bertanggung jawab dengan karhutla yang terjadi di Sumsel.
"Bukankah presiden telah menyampaikan statman nya kalau didaerah terjadi Karhutla maka yang paling bertanggung jawab Kapolda dan Pangdam untuk kami agar Kapolda secara terhormat untuk mengundurkan diri sebagai Kapolda Sumsel karena tidak bisa menangani karhutla,"tegasnya.
Dalam aksinya di Polda Sumsel, para mahasiswa meminta untuk bertemu dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, namun permintaan mahasiswa tidak dipenuhi karena Kapolda sedang tidak berada ditempat.
Karena tidak berhasil menemui Kapolda, para mahasiswa membubarkan diri dan akan kembali melanjutkan aksinya pada 3 November 2023 sampai tuntutan mereka untuk bertemu dengan Kapolda bisa tercapai.