loader

Peran Orang Tua dan Hakikat Berpikir Kritis Siswa Dan Guru Dimasa Study Frome Home

Foto

SUMSEL, GLOBALPLANET - Dosen Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang Kota Tangerang Selatan Herdi Wisman Jaya,S.Pd.,M.H.,CT kepada GLOBALPLANET.news mengungkapkan, di setiap pembelajaran dan pemberian manteri kepada peserta didik akan diberikan melalui daring ( Online). Apalagi, disebagian daerah yang semula zona hijau sekarang sudah ada yang terkena corona, masuknya siswa seperti biasa harus dikaji ulang.

"Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai macam media komunikasi secara online. Dalam hal ini sudah tidak asing di negara lain, pembelajaran secara online ini ternyata sudah biasa di beberapa negara maju, dan pembelajaran ini sudah digunakan di beberapa perguruan tinggi. Namun sangat disayangkan di tingkat satuan dasar sampai satuan menengah atas belum begitu populer atau belum banyak di gunakan di sekolahan tersebut," kata Herdi.

Mahasiswa Tingkat Akhir Manajemen Pendidikan Program Doktoral Universitas Pakuan Kota Bogor Jawa Barat juga menjelaskan, maka dari itu pengajar serta siswa harus benar-benar memiliki persiapan yang sangat matang agar dapat berjalan dengan baik. Persiapan ini juga melibatkan para orang tua wali peserta didik guna untuk mendukung fasilitas yang akan di berikan oleh orang tua kepada anaknya dalam pembelajaran ini.

"Di balik permasalahan ini pun ada hikmahnya juga menjadikan orang tua lebih bisa mengawasi anaknya dalam belajar dirumah dalam pembelajaran secara daring ini, sudah berjalan sejak beberapa waktu yang lalu. Di beberapa sekolah yang sudah mempunyai persiapan dalam pembelajaran secara daring ini mungkin akan menimbulkan hal yg positif. Mengapa demikian? Karena, pembelajaran ini menjadi lebih kreatif serta melibatkan orang tua peserta didik untuk memperhatikan anaknya belajar di rumah, serta guru dan siswa bisa menggunakan alat teknologi serta mengasah maupun mempelajari lebih luas lagi dalam alat teknologi," bebernya.

Kemudian, guru serta siswa pun bisa menggunakan alat ini untuk memperluas wawasannya, bukan hanya dari buku semata yang di baca dan di pelajari. Akan tetapi dalam kegiatan pembelajaran secara daring ini mulailah muncul permasalahan-permasalhan yang harus dihadapi sebagai seorang guru maupun peserta didik. Di dalam permasalahan ini guru maupun peserta didik mulailah berpikir kritis dalam hal menanggapi hal ini.

"Permasalahan yang terdapat pada guru adalah tugas guru yang terkesan menumpuk juga dan tentang penggunaan kouta ( paket data internet) untuk mengakses internet yang dirasa memberatkannya serta harus di tanggung mandiri dan belum terhitung juga di gunakan untuk berbagai hal rapat daring atau webinar yang di wajibkan dari pihak sekolah tempat mereka mengabdi dan menjalankan tugasnya sehari-hari," ungkapnya.

Ditambahkan alumni SMA Negeri 1 Pagaralam tahun 2002 ini, permasalahan ini juga berimbas sama dengan peserta didik dalam hal mengakses seluruh tugas yang di berikan oleh guru. Tidak jarang juga guru juga memberikan tugas tanpa mengukur waktu atau tanpa melihat tugas yang sebelumnya sudah selesai atau belum, akhirnya tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik menumpuk dan menjadi pekerjaan rumah yang banyak di bantu oleh orang tuanya, ada juga karena terbatasnya pemaham seorang peserat didik akan materi tersebut sehingga fungsi orang tua mendampingi di rumah kadang terkesan menjadi pokok dalam mengerjakan tugas dari guru.

Amatlah sulit bagi peserta didik untuk menjalankan sekolah daring ini dalam pembelajaran dirumah, dengan keterbatasnya pemahaman yang di dapat oleh peserta didik terhadap materi yang di sampaikan oleh guru, akhirnya orangtua pun harus terlibat dalam pembelajaran Study From Home ini. Hal ini karena orangtua pengganti guru yang harus lebih bisa mengawasi dalam pembelajaran tersebut.

"Sebenarnya , jika pembelajaran daring ini sudah kita gunakan sebelum ada wabah ini, mungkin pembelajaran ini sudah terbiasa kita gunakan dalam satuan dasar hingga satuan menengah atas.

Akan tetapi sangat di sayangkan dalam pembelajaran ini, tingkatan satuan dasar maupun pertama serta menengah atas ini menggunakan metode-metode tradisional seperti seorang guru di tuntut agar dapat menyampaikan materi tersebut dengan secara detail dalam tema pembelajarannya, jadi dalam metode ini peserta didik tidak akan timbul adanya pemikiran secara kritis dalam pembelajaran tersebut," tegas dia.

Karena dalam pembelajaran ini sudah di jelaskan oleh guru secara runut dan objek dengan contoh yang detail.

Dalam penerapan pemikiran kritis siswa dapat di terapkan sekarang ini, di dalam masa pandemi ini, peserta didik bisa melihat serta terjun langsung di kalangan masyarakat, maka sebagai guru tetap menjadi fasilitator mengajak kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan, tetap semangat menjalankan dalam pembelajaran study from home ini, memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih semangat dalam belajar. Contohnya siswa mengirimkan foto kegiatannya dirumah dalam hal menjaga kesehatan di masa pandemi ini guna membangkitkan suasana kekeluargaan,

Memutuskan mata rantai penyebaran virus corona di masyarakat terutama peserta didik.

"Bagaikan sebilah pisau yang memiliki dua sisi yang berbeda, pembelajaran secara online bagi sekolah yang siap adalah hal yang positif karena pembelajaran menjadi lebih kreatif karena guru dan peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan teknologi. Mengasah wawasan luas tanpa tergantung pada satu sumber teks LKS ataupun buku paket. Tetapi ada pula sisi lain yang menganggap negatif atau banyaknya masalah seperti penyampaian guru kepada peserta didik yang tebatas secara tatapmuka sehingga materi yang disampaikan melalui daring kurang lebihnya dipahami dengan terbatas pula " tukasnya.

Share

Ads