loader

Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning Tak Wajib, Perhatikan Hal Ini!

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET. - Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Riza Pahlevi ketika dibincangi lewat telepon. Menurutnya kebijakan tersebut harus dipersiapkan secara matang, belum lagi sifat zona risiko yang berubah-ubah.

"Tingkat kesiapan dan kesehatan harus diperhatikan persoalan itu tidak bisa  terburu-buru. Daripada nanti timbul klaster baru, lebih baik dibicarakan dulu," ungkapnya, Jumat (4/9/2020).

Ada tujuh wilayah yang ditetapkan sebagai zona kuning di Sumsel yakni, Ogan Ilir, OKU Selatan, Pagar Alam, OKI, Empat Lawang, Musi Banyuasin, dan OKU Timur.

Untuk sekolah yang ada wilayah tersebut, jika hendak memulai sekolah tatap muka harus memiliki izin dari gugus tugas setempat. Selain itu pihak yang menaungi bidang kesehatan dan pendidikan juga ikut diajak bermusyawarah. 

"Untuk zona kuning ajak ahli profesional di bidang pendidikan, wakil wali murid, komnas perempuan, komisi perlindungan anak dipanggil ajak berdiskusi tentang kebijakan ini," terang dia.

Sementara anggota Ahli Epidemiologi Sumsel Dr Iche Andriyani Liberty mengatakan, ada 5 hal yang harus diperhatikan jika hendak memulai sekolah tatap muka.

"Untuk kegiatan tatap muka yang harus dipastikan tidak hanya dari Peta Risiko/Zonasi. Pertama, kepastian tersedianya seluruh Fasilitas penerapan prtokol kesehatan yang Proposional dan sesuai standar," jelasnya.

Lanjut Iche, kemantapan seluruh lingkungan sekolah guru,karyawan,Siswa, pekerja lain di sekolah dan Orang tua Siswa untuk mempunyai kesadaran yang teguh dalam berperilaku menerapkan Protokol Kesehatan.

"Sekolah harus mempunyai skenario jika ada celah protokol kesehatan tidak berjalan dengan baik. Mengingat mereka masih anak-anak, jadi sekolah harus punya rencana antisipasi jika muncul kluster. Serta bagaimana sekolah punya mekanisme pengaturan bagaimana shift / on off per kelas," ujarnya.

Untuk anggota keluarga terutama orang tua siswa juga harus menjaga diri dan menjaga anaknya dalam pengawasan agar setelah pulang sekolah, anak tidak bermain di tempat lain bersama teman-temannya.

"Provinsi lain di Indonesia saja yang buka sekolah tatap muka lagi malah muncul kluster baru. Makanya ini juga perlu ada simulasi," tutupnya.

Share

Ads