OKI, GLOBALPLANET. - Bermunculan keluhan wali murid yang kesulitan dana untuk paket data dan menyediakan perangkat elektronik dalam menunjang program belajar anak mereka secara mode dalam jaringan (daring).
Mungkin orang yang merasa paling stres adalah orang tua yang memiliki anak usia sekolah.
Harsan warga Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), merasa kewalahan karena setiap bulannya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membeli pulsa data internet. Guna tetap mengikuti pelajaran yang diberikan guru disekolah.
"Memang kemarin saya sudah mendapat bantuan paketan data internet yang diberikan sekolah. Tetapi salah satu provider 'axis' yang diberikan itu tidak bisa dipakai karena tidak ada sinyal disini," ujarnya.
"Jadi mau tidak mau ya harus membeli sendiri, setiap bulannya data 12 Gb dengan harga Rp. 75 ribu habis digunakan untuk belajar daring anak semata wayang. Kadang kala kebutuhan data lebih banyak," jelasnya, Senin (21/9/2020).
Keluhan serupa dialami Mardiya warga Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kayuagung. Ia mengaku ketiga anaknya harus mengikuti sekolah daring setiap pagi, sementara hanya ada satu ponsel yang diberikan nya.
"Bulan pertama diterapkan nya belajar daring sangat menyulitkan ketiga anak saya, karena satu buah Hp menjadi rebutan kala tugas yang diberikan guru masing-masing," ujar Mardiya, ketiga anaknya yang duduk di bangku Kuliah semester 5, kelas 2 SMK, dan kelas 1 SD.
Dikatakan lebih lanjut, agar seluruh anaknya dapat mengikuti pembelajaran daring. Ia memutuskan untuk membeli Hp dengan sistem kredit.
"Nah setelah saya memiliki 2 Hp khusus untuk belajar anak - anak, Alhamdulillah mereka tidak lagi rebutan saat pagi memulai pelajaran,"
"Selain itu beberapa aplikasi khusus pembelajaran juga mampu di download, tidak seperti ketika masih memiliki satu Hp," ungkapnya.
Namun disamping itu, Pandemi ini ekonomi dirasa sangat sulit, bayangkan saja sudah lebih dari 4 bulan Mardiya tidak mampu membayar Hp yang dibeli dengan sistem kredit.
"Pokoknya selama pandemi ini warung saya menjadi sepi, jadi buat kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Ini gatau juga gimana cara bayar kredit Hp yang udah nunggak lebih dari 4 bulan," keluhnya menyampaikan keadaan keuangan.
Ia menambahkan, sebenarnya pemerintah belum bisa menerapkan sistem pembelajaran daring karena fasilitas yang belum memadai.
"Banyak kendala belajar daring ini. Jadi yang bisa menikmati belajar daring hanya orang yang mampu. Lantas orang menengah ke bawah harus disuruh terus bersabar tanpa adanya solusi terbaik yang diberikan," ujar pedagang yang berjualan di kantin dinas perhubungan Kabupaten OKI.