GLOBALPLANET - World Health Organization (WHO) prediksi pemanasan global akibat emisi karbon dapat mengakibatkan 250 ribu kematian manusia per tahun antara 2030 hingga 2050.
Data Kementerian Perindustrian menyebutkan, sektor energi, yang termasuk di dalamnya usaha penyedia migas, menyumbang 47 persen emisi karbon nasional.
Mendukung upaya G20 dalam mengurangi emisi karbon, tiga mahasiswa Universitas Pertamina mengajukan gagasan integrasi penggunaan energi surya dalam kegiatan hulu migas.
Inovasi besutan Arief Akhmad Syarifudin, Christianov Agassi Batistuta Sumolang dan Inggrialianthari Rezkhi Trinugrahandini ini diyakini dapat menurunkan CO2 hingga 14 ribu ton per tahun.
“Umumnya metode Thermal Enhanced Oil Recovery atau TEOR dalam pengambilan sisa minyak, menggunakan pembakaran gas. Proses ini menyumbang emisi karbon yang cukup besar. Kami menggagas ide penggunaan energi surya menggantikan gas bumi dalam proses pembangkitan uap,” ungkap Arief dalam wawancara daring, Kamis (24/3).