loader

Antisipasi Problematika Politik Identitas Menghadapi Pemilu 2024 

Foto

Ketiga, kualitas pemimpin dan kebijakan. Fokus politik yang terlalu kuat pada identitas dapat mengaburkan isu-isu substansial dan kualitas pemimpin atau kebijakan yang diusulkan. Dalam pemilu yang didominasi oleh politik identitas, isu-isu seperti perekonomian, pendidikan, atau lingkungan hidup mungkin terabaikan, dan pemilih dapat kehilangan pemahaman yang mendalam tentang calon atau partai politik.

Keempat, penggunaan narasi divisif. Dalam upaya untuk memperoleh dukungan, politisi sering kali menggunakan narasi divisif yang menekankan perbedaan identitas. Ini dapat memperkuat kelompok-kelompok yang sudah ada, tetapi juga dapat memperlebar kesenjangan antara mereka. Konflik yang timbul dari narasi semacam itu dapat menghalangi dialog dan kerja sama konstruktif antara berbagai kelompok di masyarakat.

Kelima, pengaruh media sosial. Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam politik identitas modern. Platform ini dapat memperkuat filter gelembung, di mana orang cenderung berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa dan mengabaikan sudut pandang yang berbeda. 

Politik identitas dapat dengan mudah berkembang dalam lingkungan seperti itu, dengan informasi yang disaring secara selektif dan terkadang disebarkan secara agresif. Untuk menghadapi problematika ini, penting untuk mempromosikan dialog yang inklusif dan membangun pemahaman yang lebih baik antara kelompok-kelompok yang berbeda. 

Pendidikan yang memperkuat nilai-nilai pluralisme, penghargaan terhadap perbedaan, dan keterbukaan terhadap dialog dapat membantu mengurangi polarisasi dan mempromosikan rekonsiliasi dalam masyarakat. Selain itu, penegakan hukum yang adil dan perlindungan hak-hak individu dan kelompok minoritas juga merupakan hal penting untuk memastikan pemilihan yang adil dan merata bagi semua warga negara. 

Jadi, politik identitas memiliki potensi untuk memperdalam pemecahan masyarakat, memicu konflik sosial, dan mengaburkan isu-isu substansial. Namun, dengan pendidikan yang baik, dialog inklusif, kesadaran yang tinggi, dan partisipasi politik yang aktif, kita dapat mengatasi dampak negatif politik identitas dan membangun pemilihan yang inklusif.

Pendidikan yang mempromosikan pemahaman yang mendalam tentang politik identitas, pluralisme, dan pentingnya dialog antar kelompok sangat penting. Melalui pendidikan, kita dapat mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi retorika politik yang divisif dan memahami isu-isu yang relevan dengan objektivitas.Kritis dalam menganalisis retorika politik, menjaga penegakan hukum yang adil, dan melindungi hak-hak minoritas juga merupakan langkah penting. 

Dengan berpartisipasi politik secara aktif dan bertanggung jawab, kita dapat mengatasi politik identitas yang tidak sehat dan memilih berdasarkan pertimbangan yang substansial.Maka, dengan mengambil langkah-langkah ini secara kolektif, kita dapat menjaga integritas pemilu 2024 dan memastikan bahwa pemilihan berfokus pada kepentingan umum, keadilan sosial, dan pemilihan pemimpin yang terbaik bagi negara.


Penulis: Yuli Astuti
Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang


Disclaimer: Artikel dan isi tanggung jawab penulis

Share

Ads