ABU DHABI, GLOBALPLANET - Dari keterangan resmi yang diterima Globalplanet.news, Senin (12/1/2020), disebutkan kerjasama itu langsung terjalin sesaat Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Kerajaan UEA, Pangeran Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) mengadakan pertemuan Abu Dhabi, Minggu.(11/1/2020) waktu setempat.
"Seperti yang disampaikan Presiden, ini adalah deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia yang disepakati, yaitu dengan Uni Emirat Arab. Hanya dalam waktu enam bulan. Ada yang satu yang sedang difinalisasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu Sovereign Wealth Fund (SWF). Yang masuk ke dalam proyek SWF ini adalah UEA, Softbank, IDFC dari Amerika Serikat dan tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut bergabung," kata Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, di Abu Dhabi.
Saat itu Luhut didampingi sejumlah menteri seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kata Luhut, kerjasama ini berawal dari pertemuan antara Putra Mahkota MBZ dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada bulan Juli lalu. Kerjasama ekonomi kedua negara ini meliputi kerja sama antarpemerintah dan business to business, di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, pendidikan agama, investasi, dan lain-lain.
"Kerjasama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai USD 22,89 miliar, partisipasi UEA di dalamnya sebesar 33% yang bernilai 6,8 miliar USD. Ada lima proyek _G to G_ dan 11 proyek B to B," tambah Menlu Retno.
Menurut Menko Luhut dalam pertemuan itu MBZ mengatakan bahwa UEA ingin lebih banyak lagi ikut dalam pembangunan di Indonesia karena mereka menganggap Indonesia adalah saudara dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar.
