JAKARTA, GLOBALPLANET - Resesi ekonomi dunia dipicu empat masalah, tingginya harga energi (minyak dan gas) dan melonjaknya harga pangan. Di beberapa negara diperparah suhu ekstrim yang memicu kekeringan yang mengakibatkan air mengering.
Sementara kemajuan teknologi mendorong negara-negara maju mencari sumber-sumber logam langka.
Hal tersebut dikatakan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, saat ditemui di Kantor DPP LDII, Jakarta, pada Selasa (19/7).
“Kita sedang melihat imbas rebutan energi, pangan, air, dan logam langka. Dunia kini terjerumus resesi, yang diperparah dengan perang di Eropa Timur, antara Rusia dan Ukraina,” papar KH Chriswanto.
Ia pun mengingatkan, agar bangsa Indonesia bertindak sebelum krisis tersebut memuncak dan merugikan negara. “Imbasnya masyarakat yang terdampak. Ini jadi tugas kita semua bukan hanya tugas negara,” paparnya.
"Segala potensi untuk melestarikan dan memproduksi empat komoditas yang jadi rebutan negara-negara maju,” ujarnya.
Menurutnya posisi Indonesia di khatulistiwa, memungkinkan energi panas bumi dan matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai pengganti minyak bumi. “Ada 40 persen kandungan panas bumi dunia ada di Indonesia. Sementara sinar matahari yang melimpah bisa dijadikan listrik. Kami telah memanfaatkan energi matahari sebagai sumber listrik di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri dan Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta,” ujar KH Chriswanto.