PAGARALAM, GLOBALPLANET - Kecelakaan tunggal terjadi dekat air terjun Curup Embun Kota Pagaralam, sekitar pukul 14.00 WIB Minggu (25/06). Bus pariwisata medium teraebut membawa 36 penumpang ibu-ibu pengajian asal Palembang.
Bus wisata nopol B 7855 PDA bermuatan 36 orang, Evakuasi makan waktu dua jam. Melibatkan anggota Satlantas, BPBD, Koramil Pagaralam, dan Polsek Pagaralam Utara. Tak terkecuali warga sekitar lokasi.
“Penumpang berjumlah 36 orang,”ujar Kapolsek Pagaralam Utara Iptu Ramsi SH melalui Kanit Intelkam, Aipda Eka. Rinciannya, 32 ibu-ibu pengajian anggota majelis taklim Gang Lebak, Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Pelambang. Plus dua pemandu wisata, sopir dan kernet bus.
“Para korban insiden bus wisata itu asal Kota Palembang,” bebernya.
Informasinya, sang sopir bus mengalami patah tangan. Bersama korban lain yang luka, sudah dirawat di rumah sakit.
Pantauan di lokasi, beberapa bagian bodi bus terlihat rusak. Banyak kaca yang pecah.
Bagian dalam seperti kursi dan lain berantakan.
Evakuasi dengan cara ditarik menggunakan truk, dengan kawat sling.
Untuk kronologis insiden, bus wisata itu melaju turun dari puncak Dempo.
Setelah melalui turunan yang curam, bus kembali akan jalan menanjak. Namun, mesin bus tak sanggup melewati tanjakan itu. Akhirnya, bus malam melaju mundur.
Sopir bus pun panik dan hilang kendali. Para penumpang pun panik. Suara jeritan dan teriakan histeris mewarnai keadaan saat itu. Dalam hitungan menit, bus keluar dari badan jalan, tergelincir lalu terperosok ke jurang di sisi jalan.
Seorang penumpang, Sumarno menceritakan, insiden itu terjadi sangat cepat. “Mau mau menanjak, tidak kuat. Jadi bus mundur dan menabrak dinding pembatas. Terus terbalik,” kata dia. Tidak ada korban jiwa.
"Tapi beberapa penumpang luka ringan. Cuma sopir yang patah tangan,” bebernya.Lurah Karya Baru, Edwin membenarkan jika para korban kecelakaan tunggal bus di wisata di Pagaralam merupakan anggota majelis taklim di Kelurahan Bukit Baru.
“Kami sudah dapat informasi itu. Syukurlah semuanya selamat. Tapi mereka masih berada di Pagaralam, ada yang harus mendapatkan perawatan medis di sana,” bebernya.
Kecelakaan bus ini bukan yang pertama. Paling parah terjadi 23 Desember 2019 lalu. Saat itu, total 28 penumpang meninggal dan 13 lainnya terluka. Saat itu, Bus Sriwijaya BD 7031 AU alami kecelakaan tunggal juga di wilayah Pagaralam.
Lokasi persisnya, jalan lintas Pagaralam-Lahat Km 9 Desa Plang Kenidai, Kelurahan Plang Kenidai Kecamatan Dempo Tengah. Kejadiannya malam hari, pukul 23.00 WIB.
Bus besar ini menabrak dinding penahan tikungan Lematang Indah. Setelahnya, sang sopir hilang kendali. Bus kemudian nyelonong masuk ke dalam jurang dengan kedalaman kurang lebih 150 meter. Lalu jatuh ke dasar aliran Sungai Lematang.
Sejumlah titik jalan di kawasan Pagaralam memang rawan kecelakaan. Karena kondisinya berkelok dan kanan atau kirinya jurang. Salah satunya kawasan tikungan Liku Endikat yang paling rawan.
Pada awal tahun 2000. Bus Marlyn terjun ke jurang sedalam puluhan meter di kawasan itu. Hampir semua penumpangnya tak selamat.