PALEMBANG, GLOBALPLANET - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Regu Operasi Pembasahan Lahan Gambut Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), di Hotel Santika, Jalan Radial, Palembang, Rabu (9/8/2023).
Pejabat pembuat komitmen 6 BRGM, Zulfikar Ali, S.H.,M.Si mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk koordinasi posko - posko pembasahan lahan gambut yang sudah dibentuk dari tahun 2022 terdapat enam posko.
"Ada enam desa di antaranya di Desa Prigi, Gronggang, Baru, Medak, Riding, Air Gading, yang mana memang rawan terbakar berulang. Oleh karena itu, pada musim kemarau panjang ini maka kita betul - betul berkoordinasi dengan mereka. Karena mereka yang bergerak dekat tapak untuk melakukan pembasahan gambut dan menjaga kebasahan gambut, kondisi gambut memang harus selalu basah," ujarnya usai kegiatan di Hotel Santika, Palembang, Rabu (9/8).
Zulfikar Ali menjelaskan jika kebasahan gambut sudah berkurang, diharapkan posko - posko tersebut melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan waspada terhadap kebakaran gambut terutama. "Kebakaran banyak terjadi di Kabupaten OKI, Musi Banyuasin (Muba), dan Banyuasin," katanya.
Zulfikar Ali melanjutkan, di setiap posko terbagi dari pengarah terdiri dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas, Ketua Posko dari Kepala Desa sendiri, di bawahnya regu kerja ada tenaga teknis, KPH, masyarakat peduli api dan lainnya.
"Mereka kita fasilitasi semuanya setiap bulan, honor setiap bulan baik untuk pengarah dan ketua posko. Regu kerja ketika mereka turun melakukan pembasahan di lapangan difasilitasi transfort, bahan bakar, uang harian," tutupnya.
Di tempat sama, Koordinator TRGD Provinsi Sumsel, Ir. H. Dharna Dachlan, M.M mengatakan, kegiatan ini merupakan pelatihan dengan nara sumber dari Manggala Agni, Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup, agar para anggota posko dalam melaksanakan tugasnya mengikuti rambu - rambu yang berlaku.
"Jadi pelatihan ini sangat perlu untuk mereka, sehingga diadakan pelatihan seperti ini," ungkapnya.
Sementara Sekretaris TRGD Provinsi Sumsel, Eko Agus Sugianto, S.E menuturkan, untuk kebakaran lahan gambut Pemerintah Provinsi Sumsel dengan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, TRGD, dan disupport oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Sudah melakukan upaya dalam rangka mengatasi kebakaran gambut.
"Yang pertama melakukan pencegahan, dengan melakukan operasi pembasahan rutin sesuai peraturan dari Kepala BRGM yang pelatihannya sudah dilakukan sebelumnya oleh BRGM," kata Eko.
Tahap lanjutannya, apabila upaya - upaya pembasahan tidak bisa mengendalikan terjadinya kebakaran di lahan gambut, maka upaya berikutnya dilakukan pemadaman dini.
"Anggota posko yang mengikuti kegiatan hari ini dan dibentuk oleh BRGM dibekali oleh nara sumber tentang pengetahuan, wawasan, terkait dengan penanganan - penanganan dini kebakaran lahan gambut dan upaya yang harus dilakukan untuk agar api tidak menjalar lebih meluas," ujarnya.
Lebih jauh Eko menjelaskan, dari data yang dimiliki Provinsi Sumsel khususnya di lahan gambut terdapat dua kabupaten yang menjadi perhatian penuh. "Di OKI terjadi pada tahun 2015 - 2019 terjadi kebakaran hebat, sehingga api yang ditimbulkan akan menyebabkan asap yang langsung mengarah ke Singapura dan Malaysia. Sehingga sedini mungkin, untuk melakukan pencegahan di kawasan OKI," jelasnya.
Lalu di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), sambung Eko, jika terjadi kebakaran lahan gambut di daerah Medak maka arah asapnya menuju Jambi dan Riau. "Kita di protes oleh gubernurnya, maka dari ini dua kabupaten ini menjadi titik perhatian utama," tukasnya.
Pada tahun 2023 ini, lanjut Eko bahwa dari prediksi BMKG jelas disampaikan akan terjadi Elnino yang ekstrim termasuk wilayah Sumsel.
"Namun sampai saat ini perkembangannya, hal tersebut belum terwujud. Terakhir Minggu kemarin ada hujan di kawasan Sumsel, bisa dikatakan Elnino ini moderat atau tidak terlalu kuat tetapi juga tidak terlalu lemah. Namun antisipasi kita hingga bulan September, bila intensitas hujan menurun dan panas meningkat ini perlu menjadi perhatian kita," katanya.
Upaya - upaya pencegahan tetap dilakukan, "Sampai saat ini TRGD dan BRGM terus melakukan upaya - upaya intensif untuk melakukan pembasahan di Kabupaten yang menjadi prioritas restorasi gambut yang ada di Sumsel," pungkasnya.
Sedangkan, salah satu nara sumber kegiatan pelatihan, Kasubpokja Restorasi Gambut Sumsel, Deasy Efnidawesty, S.Hut.,M.Si mengatakan, kegiatan ini pembinaan dan pelatihan bagi regu posko pembasahan lahan gambut BRGM. "Ada enam posko yang dibangun di enam desa, lebih kepada regu kerja yang dibentuk di enam desa," katanya.
Regu ini diharapkan memantau upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan. "Bila terpantau 5 hari tidak turun hujan maka regu ini diharapkan melakukan pembasahan lahan gambut yang ada di sekitarnya. Secara fisik mereka tidak memiliki kantor, untuk penambahan posko disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada," ujarnya. (ADV)