PALEMBANG, GLOBALPLANET - Fitri Dwi Juniarny Pemilik Kampung Kaktus Palembang yang berlokasi di Jalan Jepang, Kecamatan Alang-alang Lebar, mengatakan, semenjak pandemi Covid-19, peminat publik merawat tanaman makin meningkat. Sejak 2010 ia mengoleksi bermacam kaktus, tahun ini merupakan momen tanaman yang tumbuh di daerah kering itu naik daun.
"Saya rasa karena faktor di rumah saja, jadi banyak yang cari kegiatan baru. Kalau secara pribadi dari 2010 koleksi, tapi budidaya dan menjual umum baru mulai 2017. Penyiraman dilakukan satu minggu sekali, kaktus memang agak lambat tumbuhnya bisa bulanan sampai tahunan. Harga jual mulai dari Rp35 ribu hingga jutaan," ungkapnya ketika dijumpai, Jumat (9/10/2020).
Ia menjelaskan, kebanyakan orang memilih kaktus, karena perawatan mudah dan tidak membutuhkan penyiraman yang terlalu sering. Sebab pada dasarnya, kaktus adalah tanaman famili Cactaceae dan dapat tumbuh lama tanpa air. Secara pertumbuhan, kaktus memiliki akar panjang untuk mencari mineral dengan memperlebar penyerapan cairan dalam tanah.
Menurut dia, Gymno Import salah satu jenis kaktus dengan beragam warna menjadi favorit masyarakat khususnya Kota Palembang.
"Paling dicari jenis Gymno Import. Kaktus asal Thailand, karena warnanya yang banyak dan cantik, soalnya rata-rata kaktus cuma hijau," imbuhnya.
Walau tak membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya, kaktus tetap harus terkena sinar matahari agar klorofil atau zat hijau yang terkandung berfotosintesis (pembuatan makanan oleh tumbuhan melalui proses biokimia pada klorofil dengan bantuan sinar matahari).
Berbeda dengan tumbuhan lain, yakni zat hijau biasa terdapat di daun. Letak klorofil kaktus berasal dari duri yang berguna untuk mengurangi proses penguapan. Meski secara perawatan mudah, kaktus bisa tumbuh pada media tanam yang tepat.
"Dikasih pupuk juga untuk pertumbuhannya, media tanam yang kami gunakan pasir malam, sekam bakar dan kompos. Kaktus butuh sinar matahari tapi jangan langsung, letakan di tempat kering. Pemberian pupuk tetap rutin dan jangan lupa lakukan pergantian pot, kalau kaktus sudah berkembang," tuturnya.
Fitri menuturkan, di Indonesia ada ratusan jenis kaktus, perbedaannya terletak pada bentuk, duri, warna dan famili tumbuhan. Namun di Kampung Kaktus miliknya, hanya ada 50 jenis kaktus yang ia budidayakan.
Yakni jenis skupa, gymno, gymno import, echino grusoni, haworthia attenuata, kaktus gentong (echinocactus grusonii), fairy castle cactus (acanthocereus tetragonus), mammillaria hahniana, parodia dan lain-lain.
Pramesti Aulia seorang pembeli menambahkan, selama pandemi Covid-19 akibat tidak banyak melakukan aktifitas di rumah. Ia pun memulai hobi baru yakni dengan mencari berbagai tanaman hias yang sedang populer dan mulai merawatnya. "Semua tanaman suka, tapi yang paling menjadi favorit itu kaktus," singkat dia.
Selain bentuknya yang unik, kaktus menjadi favoritnya karena perawatannya dan pemeliharannya sangat gampang. Ia tak perlu khawatir jika beberapa hari lupa menyiram tanaman.
"Kebanyakan tanaman tuh sangat sensitif kalau kita salah perawatan, tapi tidak dengan kaktus. Sebab kaktus berbeda dengan tanaman hias lain," katanya.