PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Pria yang sebelumnya membuat batik dengan motif Palembang sejak 2014 ini mengatakan, produksi tanjak yang ia lakukan untuk melestarikan dan mengenalkan Tanjak kepada masyarakat Kota Palembang.
"Di Palembang produksi Tanjak Palembang sudah jarang, saya sudah survei ke beberapa lokasi. Tidak ada disini yang memproduksinya, mereka hanya menjual barang jadi yang dikirim dari luar Palembang, " kata Agus, Kamis (11/2/2021).
Dia menjelaskan, menurut sejarahnya, zaman dulu dipakai laki-laki masa kerajaan jadi setiap jenis Tanjak menandakan identitas seseorang atau kastanya. Ada tiga jenis Tanjak yang digunakan, yakni Kepudang, Belah Mumbang, dan Meler
"Tanjak Kepodang biasa dipakai oleh Bangsawan dan Sultan pada masa kerajaan, Tanjak Belah mumbang dipakai oleh Demang/pemimpin seperti kepala Desa, sementara Meler dipakai oleh pegawai kerajaan, " jelasnya.
Bahan dasar pembuat tanjak sulit didapat karena harus didatangkan dari Solo, Jawa Tengah. Menurutnya di Palembang tidak ada satupun yang memproduksi kain, kalaupun ada itu kiriman dari luar Provinsi Sumsel.
"Kain tanjak ini dibuat dari kain khusus, bahannya didapat dari Solo. Setelah ada pembicaraan dengan sejarawan ternyata memang berbeda dan ada khas sendiri Tanjak dari Palembang ini, ada motif sendiri. Makanya kami putuskan untuk membuat ulang Tanjak, " tuturnya.
Ukuran kain yang diperlukan untuk membuat Tanjak adalah 1 meter x 1 meter, kain dibentang dan dilipat sedemikian sehingga membentuk yang tegak.
Dalam satu hari, Agus dibantu beberapa karyawan mampu membuat 5 buah Tanjak, karena selain membuat Tanjak dirumahnya yang berlokasi di Griya Duta Lestari, Talang Betutu juga membuat kain batik. Kain Tanjak yang sudah selesai proses penjemuran atau yang bentuknya masih kain dan belum dilipat dipatok Rp 100.000, sementara untuk Tanjak yang sudah dilipat harganya Rp 150.000 hingga Rp 250.000.
Dia berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat menjadi semangat bagi Pengrajin tanjak dan batik di Palembang. "Juga harapannya dapat membantu masyarakat di sekitar sebagai mata pencaharian," tutupnya