BANYUASIN, GLOBALPLANET - Hal itu terungkap dalam Paparan Pengembangan Investor Prosesing Sarang Burung Walet dari Balai Besar Karantina Pertanian Palembang di Ruang Rapat Kantor Bupati, Rabu (11/3/2020).
Menurut Bupati Banyuasin H. Askolani, selama ini rumah-rumah walet yang ada di Banyuasin jika dikelola dan dikembangkan dengan benar, tentu mampu menciptakan ribuan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Menurutnya lapangan kerja yang diserap di rumah – rumah walet tidak membutuhkan ijazah, apalagi pendidikan tinggi, cukup mengandalkan kejujuran dan kerajinan.
“Kalau mendengar dari paparan, bahkan emak-emak bisa juga diperdayakan. Bayangkan saja karyawan untuk cabut bulu dari sarang burung walet saja mencapai 1.500 orang, untuk kapasitas 28,46 ton per tahun sarang walet,” sebutnya.
Jika misalnya, kata dia dapat diterapkan di Banyuasin sudah berapa ribu pengangguran bisa ditolong, sehingga dapat menekan angka kemiskinan.
Dia mengatakan Banyuasin baru menghasilkan sekitar kurang lebih 15 ton pertahun sedangkan untuk Sumsel baru sekitar 150 ton sarang walet per tahun.
“Berarti kalau selama ini sarang walet milik masyarakat dan belum ada campur tangan pemerintah dapat ditata, di registrasi, setidaknya jumlah produksi sarang walet akan meningkat.
“Kami sangat mendukung, jika pabrik prosesing sarang walet ini ada di Banyuasin, nanti kita bantu melalui dinas terkait untuk mendata berapa banyak sarang walet yang kita miliki dan kita akan belajar bagaimana cara masyarakat dapat mengembangkannya, bahkan bisa masuk standar nasional,” pungkas dia.