loader

Harga Cabai Merah dan Ayam Meroket, Cabai Tembus Rp 80 Ribu Perkilogram

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET. - Pantauan di Pasar KM 5 Palembang, pedagang menjual cabai merah paling tinggi di harga Rp 80 ribu per kilogram. Tak hanya itu harga ayam pun kini menjadi Rp 38 per kilogram. 

"Naiknya berangsur sejak dua pekan lalu, dari Rp 40 ribu, kemudian Rp 55.000, Rp 75 ribu perkilogram nah sekarang baru nian hari ini jadi Rp80 ribu perkilogram, " kata Hasan seorang pedagang pasar KM 5, Kamis (17/12/2020). 

Akibatnya selain mendapat keluhan yang ia dapat dari pembeli, mereka pun mengurangi jumlah belanja. "Dari yang biasanya belanja seperempat kilo jadi jadi setengah ons, kita pedagang juga jadinya nyetok lebih sedikit dari biasanya, " katanya. 

Kenaikan ini menurutnya dipicu menipisnya stok dari pemasok cabai, sedangkan permintaan bertambah. "Sudah tidak heran lagi kalau mau tahun baru harga cabai pasti bakal naik, " ujarnya. 

Sementara itu Ica pedagang ayam mengatakan harga ayam yang normalnya Rp 27 ribu - Rp 28 ribu, baru-baru ini naik menjadi Rp 38 ribu perkilogram. 

"Naiknya baru seminggu ini, setiap mau tahun baru pasti naik, ketika sudah naik pembeli jadi seolah kaget. Prediksi ini (harga Ayam) masih bisa naik lagi sampai Rp45 ribu, " jelas Ica. 

Karena naiknya harga ayam ia pun sudah mengambil langkah antisipasi agar tidak terlalu mengalami kerugian. Stok ayam yang ia bawa juga tidak terlalu banyak dari biasanya. "Kalau lagi normal bawa ayam satu setengah pikul sekarang satu pikul saja karena habisnya tidak tentu, " ucapnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang, Hardayani membenarkan bahwa terjadi tren peningkatan jelang akhir tahun dan momen hari raya keagamaan. 

"Bahan pokok/pangan, seperti Ikan, Ayam, Telur dan bahan untuk buat kue trennya selalu naik ketika ada momen seperti sekarang," katanya. 

Hardayani mengatakan, sebenarnya kenaikan harga tersebut selalu terjadi ketika demand/permintaan dari konsumen tinggi. "naik itu tergantung permintaan pasar, kalau banyak yang belanja pasti harga naik," jelasnya. 

Meskipun, untuk sejumlah komoditi telah memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, namun faktanya dilapangan seringkali pedagang tetap menentukan harga sendiri. "kita hanya bisa mengimbau agar harga jual sesuai standar," katanya. 

Share

Ads