MEDAN, GLOBALPLANET - "Ketiga jenis karakter investor itu perlu diketahui oleh generasi muda atau kalangan milenial yang memang beberapa waktu terakhir semakin melek soal pasar modal," ujar Pintor kepada para wartawan di Medan, Selasa (30/3/2021).
Kata dia, tiga jenis profil risiko investor, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Ia menegaskan, masing-masing profil risiko ini tidak bisa disamakan dalam memilih instrumen investasi.
Pihaknya menyadari generasi muda saat ini semakin menggemari investasi di pasar modal dengan membeli saham, surat utang, atau reksa dana.
"Kesadaran para milenial untuk mempersiapkan dana investasi mulai terbangun dan ikut dipicu oleh maraknya informasi di sosial media," ujar Pintor.
Apalagi saat para influencer semakin membuat viral investasi mereka sendiri di pasar modal dan itu semakin membuat kalangan muda tergerak mengikuti aktivitas ini.
"Namun, perlu diingat, tidak semua orang bisa mengikuti strategi investasi para influencer tersebut. Sebelum berinvestasi, setiap calon investor harus mengetahui profil risiko masing-masing," kata Pintor.
Jadi, saran Pintor, kalau ingin mengikuti gaya dan pilihan investasi dari para influencer, para investor harus mencari tahu terlebih dahulu profil risiko yang dimiliki dan mencocokkan dengan profil risiko para pesohor tersebut.
Sebab, sambung Pintor, strategi investasi dan produk investasi yang dipilih bisa berbeda antara satu investor dengan investor lainnya yang memiliki profil risiko berbeda.
"Bagaimana cara mengetahui profil risiko kita? Salah satu caranya adalah melalui kuesioner yang bisa diisi oleh calon investor yang biasa disiapkan oleh perusahaan sekuritas ketika seorang investor hendak membuka rekening efek," kata dia.
Seperti diketahui, pembukaan rekening efek dilakukan sebelum investor bisa bertransaksi saham. Hal ini sama seperti ketika seorang nasabah hendak membuka rekening di bank.
Artinya, papar Pintor, jika skor kuesioner menunjukkan tipe konservatif, artinya investor ini adalah tipe yang cenderung menghindari risiko tinggi.