loader

Kasek SMP Bina Lestari Bantah Menganiaya Siswa di Sekolah

Foto
Kasek SMP Bina Lestari Faril Iskandar (61) saat memberikan klarifikasi di Kantor Pengacara Channel Law Office Septalia Furwani SH MH, Welly Anggara SH MH dan Antoni, SH. (Foto: A Teddy KN).

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Banyaknya beredar berbagai pemberitaan bahwa diduga penganiayaan diperbuat Kepala Sekolah (Kasek) kepada siswanya, pelajar berinisial HI (15), hingga dirawat di RS Bari Palembang, ternyata tidak benar.

Seperti dalam keterangannya, Sabtu (12/2/2022) siang, di kantor Pengacara Channel Law Office Septalia Furwani SH MH, Welly Anggara SH MH dan Antoni, SH. Kasek SMP Bina Lestari, Faril Iskandar (61) membantah semua tuduhan itu.

"Saya tidak menyuruh pelajar push up sampai 100 kali, tetapi sesanggupnya saja. Tentara saja susah apalagi seorang pelajar, tidak mungkin lah saya bukan orang gila, saya hanya suruh dia push up 10 kali saja," kata Faril.

"Saya memang menginjak hanya sekali semua yang dihukum juga. Tapi injakan saya di pantat karena saat push up, pantatnya naik. Hanya meluruskan posisi push up itupun tidak pakai tenaga," tambahnya.

Lalu, saat itu juga HI seperti biasa masuk sekolah dan pulang tidak ada keluhan saat itu. 

Sementara, Kuasa hukumnya Septalia Furwani SH MH menceritakan bahwa kronologis lengkap. Dijelaskannya tanggal 16 November 2021 kejadian HI dihukum karena ketahuan membolos bersama temannya.

Singkat cerita tanggal 9 januari 2022 HI melakukan operasi usus buntu. Sebelumnya juga dia sempat izin tidak sekolah karena alasan sakit maag.

"Itu penyakit bawaan dia bukan penganiyaan. Artinya sudah terjadi pembohongan publik," tegasnya.

Ditambahkan Welly Anggara SH MH bahwa pihak keluarga HI harus datang dan meminta maaf agar persoalan clear. Tentunya untuk mengembalikan nama baik kliennya.

"Dalam waktu minggu - minggu ini apabila tidak ada itikad baik, maka kaan kami bawa ke ranah hukum, kasus pencemaran nama baik, memberikan keterangan palsu dan undang-undang ITE," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, HI terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari Palembang, H (15) siswa SMP Swasta di Palembang karena mengalami sakit pada perutnya dan bersiap untuk di operasi, diduga penyebab sakitnya H setelah mendapat hukuman yang diberi di sekolah nya.

H sendiri direncanakan hendak menjalani operasi kedua di RSUD Bari Palembang, akibat mengalami luka di bagian perut diduga tindak kekerasan yang dialaminya.

Sementara itu, saat dihubungi via telepon, Lestari (17) Kakak kandung H menceritakan awal mula adiknya mendapat luka yang mengakibatkan harus dioperasi, pada saat itu  H telat ke Sekolah lantaran dia lupa membeli masker sehingga sebelum ke Sekolah mencari masker dulu.

"Pada bulan November 2021 lalu kejadian itu,  sewaktu hendak masuk sekolah dia lupa beli masker, jadi beli masker dulu kemudian saat datang ke sekolah rupanya sudah telat. Ada kepala sekolahnya sudah menunggu, lalu adik saya diberi hukuman bersama empat siswa lain, mereka disuruh push up 100 kali," jelas Lestari.

Lebih jauh dijelaskan, kalau H sendiri mempunyai penyakit Maag sehingga dia tidak sanggup untuk menjalankan dan melanjutkan hukuman. Akhirnya H meminta izin untuk berhenti (stop) melakukan push up yang sudah dilakukannya beberapa kali. 

"Adik sudah tidak kuat lagi push up tapi dipaksa sampai seratus kali push up, kemudian bagian belakang tubuhnya diinjak oleh kepala sekolahnya waktu itu," terangnya.

Setelah kejadian itu, menurut Lestari, H mulai merasakan sakit dan lama kelamaan sakitnya bertambah parah hingga di bagian pinggang itu dia mengalami luka.

Saat ini H telah menjalani operasi pertama, dan dalam waktu dekat akan kembali menjalani operasi ke dua, karena lambung berada di luar. Sebelum kejadian ini, H disebut tidak ada riwayat penyakit parah. Operasi kedua Hendri direncanakan pada hari Sabtu besok.

"Kami sudah melapor tetapi masih ditahan, karena belum ada visum," tutupnya. 

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi ketika dikonfirmasi mengatakan untuk saat ini memang laporan dari keluarga belum ada, kita akan berkoordinasi dengan dokter yang merawatnya.

"Belum ada laporannya, tetapi sudah ada tim yang kita terjunkan untuk mengeceknya," ujar Kompol Tri Wahyudi, Jumat (11/2/20022

Share

Ads