OKU TIMUR, GLOBALPLANET - Ditengah semakin cerdasnya masyarakat dan dukungan kecanggihan teknologi, membuat masyarakat dengan gampang menyampaikan kritikan. Menghadapi situasi itu Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai lembaga penegak hukum dan bertanggungjawab dalam bidang keamanan tentu tidak alergi dengan kritikan. Tapi kritikan yang disampaikan harus kritikan yang membangun bukan yang menjatuhkan maupun memojokan institusi Polri.
Polri memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) tentu harus selalu bersentuhan dengan masyarakat. Sebagai lembaga yang diamanahkan dalam menjaga Kamtibmas dan penegakan hukum, Polri tentu butuh kritikan dari masyarakat. Namun demikian Polri juga dituntut untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM). Masyarakat membutuhkan polisi yang humanis dan tidak arogan. Karena sentuhan lembut Polri sangat dibutuhkan masyarakat.
Untuk mewujudkan Polri yang humanis, dinamis dan berkualitas tentu Polri membutuhkan kritikan konstruktif, serta kritikan yang membangun dan mendidik. Polri sebagai lembaga penegak hukum yang melayani dan melindungi masyarakat. Karena besarnya tugas yang diemban Polri tentu tidak luput dari kesalahan dan kealpaan sehingga lembaga ini butuh kritikan dan saran yang tujuannya untuk kebaikan.
Polri juga dituntut untuk transparan dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum, dan sebagai lembaga yang melayani dan melindungi masyarakat. Polri menyatakan komitmennya untuk tidak anti kritik sebagai bagian dari upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas sebagai penegak hukum dan sebagai lembaga melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat.
Polri memiliki tugas utama menjaga keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat, Polri juga harus berupaya meyakinkan masyarakat jika kehadiran Polri ditengah-tengah masyarakat bukan untuk menakut-nakuti maupun mengintimidasi tapi sebagai sahabat yang siap melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat, sehingga masyarakat jangan takut dengan Polri.
Keberhasilan Polri dalam menjalankan tugas utamanya tentu tidak terlepas dari kemampuannya. Karena itu anggota Polri harus bisa berdaptasi dengan kondisi maupun dinamika sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat. Pendekatan humanis tentu dibutuhkan. Terkadang Polri harus tampil sebagai guru, orang tua sahabat bagi masyarakat sehingga kehadiran Polri selalu dirindukan masyarakat. Selain itu masyarakat juga berharap polisi jangan sampai anti kritikan.
Kritik yang konstruktif tentu dibutuhkan Polri agar bisa memahami masalah yang tengah terjadi ditengah-tengah masyarakat. Polri juga harus terus mengevaluasi kinerja dan memperbaiki citra Polri. Jangan sampai citra baik ternoda oleh ulah oknum-oknum Polri yang tidak bertanggungjawab.
Masyarakat tentu mengharapkan Polri memiliki sikap terbuka dalam menerima dan menyikapi kritik yang disampaikan maayarakat. Jangan sampai tidak ingin disalahkan membuat Polri membabi buta dalam menyikapi kritikan yang disampaikan masyarakat. Karena tanpa kritikan Polri tidak akan tahu apakah tugas dan kinerjanya sudah sesuai maupun tidak.
Polri harus melakukan komunikasi yang transparan dengan masyarakat dalam menyikapi suatu kritikan karena penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Polri sebagai lembaga penegak hukum, dan sebagai lembaga melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat.
Dalam menjaga dan menciptakan kondisi Kamtibmas Polri aktif menjalin kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan komunitas lokal. Kolaborasi ini bertujuan untuk memahami isu-isu yang ada di lapangan dan mencari solusi bersama. Dengan bekerja sama, Polri dapat lebih efektif dalam menjaga Kamtibmas.
Tuntutan tugas yang semakin kompleks tentu membuat anggota Polri maupun lembaga Polri untuk terus meningkatkan kemampuan. Karena itu pelatihan dan pendidikan penegakan aspek hukum dan keterampilan berkomunikasi dan etika pelayanan publik harus dilakukan secara terus menerus dilakukan agar personil Polri dalam menjalankan tugas pelayanan yang lebih profesional.
Polri juga jangan alergi menjalin kerjasama dengan elemen masyarakat baik secara kelembagaan dan organisasi maupun perorangan. Kerjasama maupun kolaborasi ini tentu untuk memahami dan mempelajari isu-isu yang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Sehingga bisa dicarikan cara pencegahan dan jalan keluarnya jika terjadi sesuatu dimasyarakat.
Masyarakat juga mengharapkan Polri transparan dalam menangani kasus terlebih yang melibatkan oknum anggota Polri. Informasi yang jelas dan terbuka tentang penanganan suatu kasus tentu diharapkan masyarakat. Gunanya tidak lain untuk menghindari pendapat maupun persepsi negatif terhadap Polri.