PALEMBANG, GLOBALPLANET - Terkait laporan Calon Walikota Palembang Ratu Dewa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang, melaporkan pemilik akun Instagram @mangcek.abie.
Terlapor mangcek abie didampingi Kuasa Hukum Sapriadi Syamsudin SH MH & Partner terlihat datang ke Polrestabes Palembang menerima panggilan Unit Pidsus, Rabu (11/12/2024).
Sapriadi Syamsudin SH MH mengatakan, benar hari ini datang ke Polrestabes Palembang bersama klien mangcek abie untuk diperiksa, klarifikasi, dan pertanyaan ada sekitar 15 pertanyaan terkait dengan video tersebut.
"Dari pemeriksaan itu, poin yang sangat penting itu pertama masyarakat kota Palembang jangan memprovokasi peristiwa ini agar Palembang sejuk dan damai. Biarlah proses ini mengalir normatif karena kepolisian juga punya tanggung jawab yang luar biasa, artinya kami berkeyakinan masalah ini akan selesai dengan baik," ungkap Sapriadi diwawancarai usia mendampingi kliennya di Mapolrestabes Palembang, Rabu (11/12/2024) siang.
Lanjutnya, klarifikasi kliennya seputaran tentang akun, repost ataupun upload. "Karena itu materi pemeriksaan makanya tidak kami buka disini karena materi pemeriksaan dari penyidik. Namun, kami yakin masalah ini dapat selesai dengan baik, sejuk dan damai," ujar Sapriadi.
Menurut Sapriadi mengatakan, benar kliennya mengakui akun tersebut miliknya, karena dalam UU ITE walaupun sudah dihapus ketika di ekstrak di Lafbor pasti terbuka. "Jadi, tidak perlu capek - capek netizen menterjemahkan biar polisi yang menterjemahkan dan menggali peristiwa ini tentang kebenarannya," katanya.
Masih sambung Sapriadi mengungkap bahwa, disini kliennya tidak mengarahkan untuk menghindar, berbohong, "Kita mengalir saja tetapi tetap dalam ilmu hukum ada namanya menstrea, kesengajaan, dan ada dengan niat. Dan hal - hal ini menjadi poin yang tidak perlu kami buka," jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan Sapriadi bahwa video tersebut awalnya memang sudah ramai bahkan sudah ada yang mengupload di tiktok oleh karena itu kami anggap ini kecelakaan kecil karena ketidak pahaman klien kami tentang resiko - resiko ITE.
"Kita ambil secara bijak saja, orang salah kita maafkan. Itu yang paling bijak, karena tidak ada niatan atau harapan supaya ini menjadi kegaduhan, tetapi netizen yang membuat ramai gaduh. Harapan kita persoalan ini bisa diselesaikan secara baik - baik," tutupnya.