JAKARTA, GLOBALPLANET.news - Recall dilakukan untuk Chevrolet Bolt EVs dengan baterai voltase tinggi yang diproduksi oleh LG Chem Ltd, di fasilitas Korea Selatan. Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) bulan lalu memulai penyelidikan awal ke Bolt EVs setelah laporan tiga Bolt terbakar.
GM mengatakan kendaraan menimbulkan risiko kebakaran saat diisi hingga kapasitas penuh, atau hampir penuh. Produsen mobil Detroit tersebut mengatakan telah mengembangkan perangkat lunak yang akan membatasi pengisian kendaraan hingga 90% dari kapasitas penuh untuk mengurangi risiko, sementara itu menentukan perbaikan akhir yang sesuai.
"Kami bekerja sama sepanjang waktu untuk menerapkan perbaikan terbaru secepat mungkin setelah tahun pertama," kata Jesse Ortega, Executive Chief Engineer untuk Chevrolet Bolt EV, kepada wartawan melalui telepon konferensi, dikutip dari Reuters, melalui CNBC Indonesia, Minggu (15/11/2020).
Sementara itu dalam pernyataannya LG Chem menyatakan akan bekerja sama dengan GM untuk menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. "Kami akan bekerja sama dengan GM dan dengan tulus melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab pasti kebakaran," tulisnya.
NHTSA mengatakan pemilik Bolt harus menempatkan mobil mereka di luar dan jauh dari rumah sampai kendaraan mereka diperbaiki, karena adanya risiko kebakaran. Recall dilakukan termasuk pada Penarikan kembali termasuk 50.932 unit Bolt AS.
Dilaporkan ada kasus cedera karena menghirup asap pada insiden Maret 2019 di Belmont, Massachusetts. Sebuah baut terbakar di jalan masuk dan pemiliknya mengatakan asap kuat tercium hingga ke rumah selama kebakaran tiga jam yang membutuhkan pembersihan profesional. Pemiliknya juga melaporkan bahwa mereka menderita sakit kepala karena terkena asap.
Kendaraan listrik lainnya pun memiliki risiko kebakaran. Untuk itu akan dilakukan pembaruan perangkat lunak aki kendaraan mulai pekan depan.
Bulan lalu Hyundai Motor Co juga mengeluarkan kebijakan recall pada sekitar 77 ribu unit mobil listrik buatannya, Kona EV, di seluruh dunia. Penyebabnya diperkirakan karena kerusakan pada sel baterai meningkatkan risiko korsleting atau kebakaran.
Kendaraan yang terkena dampak penarikan kembali Hyundai juga menggunakan sel baterai LG Chem, yang diproduksi di pabrik pemasok di Nanjing, Cina. Menanggapi hal ini, LG Chem membantah adanya kerusakan sel tetapi mengatakan sedang bekerja dengan Hyundai.