PALEMBANG, GLOBALPLANET. - Menurut HD, di wilayah Sumatera, Sumsel memiliki keunikan tersendiri yakni memiliki lebih banyak suku dibandingkan daerah seperti Aceh, Lampung, Bengkulu. Oleh karena itu segala adat istiadat budaya baik berupa pakaian adat, menurutnya perlu diinventarisir agar tidak semakin punah.
"Saya ingin ada inventarisir khusus dari masyarakat adat. Jadi dibuatkan zonanya dan petunjuk. Inventarisir ini harus sesegera mungkin agar kearifan lokal ini tidak punah. Karena selama ini kita cuma bisa melihatnya di acara-acara pernikahan adat saja," ujar HD.
Inventarisir itu lanjutnya bisa dari hal-hal paling kecil seperti tanjak khas Sumsel yang berbeda-beda di tiap suku. " Itukan bentuknya beda-beda. Nah sepakati dulu ini yang khas Sumsel yang mana. Baru kemudian baju adat dan lainnya. Bila perlu kita masukkan ini ke pelajaran muatan lokal di sekolah," jelasnya.
Lebih jauh kata HD perbedaan itu justru jadi keunikan tersendiri bagi Sumsel, karena meski berbeda namun Sumsel tetap menjadi salah satu daerah yang paling damai di Indonesia bahkan terkenal dengan label zero konflik. Menurutnya hal ini tak lepas dari peran serta semua elemen masyarakat termasuk pengurus pembina adat yang memang kompeten di bidangnya.
"Itu yang membuat kita unik. Dan kota juga terkenal sebagai suku yang suka berunding dan ini harus terus dipertahankan," ucapnya.
Selain inventarisir zona dan pakaian, HD juga berencana membuatkan aturan baru untuk kepengurusan ini di Kab/Kota. Dimana semua akan dihandle oleh Provinsi.
"Bukan untuk dipisah-pisahkan tapi untuk kebersamaan dan biar ada kebanggaan buat pengurus juga," tambah Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) untuk Indonesia tersebut.
"Saya ini Ketua DMDI Indonesia. Bagaimana Saya mau cerita kemelayuan se Indonesia kalau di didaerah Saya sendiri tidak benar," katanya.
Untuk memaksimalkan kerja pengurus Pembina Adat ini dalam kesempatan tersebut, Gubernur HD juga memberikan bantuan satu unit mobil operasional.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pembina Adat Sumsel H.Albar Sentosa Subari mengatakan selain melaporkan rencana Program Kerja mereka tahun 2019-2024 mendatang, kedatangan mereka ini juga dalam rangka menghidupkan kembali pesirah adat di Sumsel.
"Pada akhir kalender nanti berencana membentuk pagelaran sampai rembuk adat dengan memanggil perwakilan 17 kab kota untuk Rakor. Dan ini butuh sekali support dari Gubernur Sumsel," ujarnya.
Selain Ketua Umum Pengurus Pembina Adat Sumsel, audiensi tersebut juga turut dihadiri Wakil Ketua Pengurus Pembina Adat Sumsel, H. Iskandar Zulkarnain, Sekum Pengurus Pembina Adat Sumsel DR.A.Erwan Suryanegara, Bendahara Umum Pengurus Pembina Adat Sumsel H. Zulkarnain Harun serta Kabid Dokumentasi dan Publikasi Budaya Drs.Rapanie Igama. Serta yang mendampingi Gubernur Sumsel Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Sumsel Akhmar Najib, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal, TGUPP Bidang Budaya dan Pariwisata Hidayat Komsu serta TGUPP Bidang Hubungan Antar Lembaga Syamsu Sugianto.