PALEMBANG, GLOBALPLANET - Hitmi Sumsel menyelanggarakan Milenial Palm Oil Discussion Forum II dengan tema Membentuk petani yang mandiri, inovatif dan enterpreneurship. acara ini sekaligus mensosialisasikan pencegahan Karhutla.
Acara di buka langsung oleh Ir. Agus Darwa Kepala Dinas Perkebunan Sumsel mewakili Gubernur Sumatera Selatan. Hadir juga anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan Komisi II Ibu Yenny Elita, dinas pertani kabupaten OKU, HKTI Sumsel, Ketua KTNA OKU, pemuda tani HKTI OKU dan 100 petani kelapa sawit Kabupaten OKU.
Gusti selaku ketua HITMI Sumsel dalam sambutannya mengatakan.
“Acara ini di inisiasi atas keluhan dari petani yang kami dengar, salah satunya masalah pupuk subsidi yang langka dan pupuk mahal, selain itu acara ini akan menyorot masalah kelembagaan petani yang masih lemah. Oleh sebab itu harapannya acara ini bisa membantu memberikan solusi bagi petani.
Agus darwa selaku Kepala Dinas Perkebunan Sumsel menyampaikan apresiasi kegiatan edukasi seperti ini dan selalu mendukung kegiatan-kegiadan yang dilaksanakan HITMI Sumsel
“Saya sangat apresiasi kegiatan positif seperti ini dan di kesempatan yang baik ini saya mengingatkan kepada petani sawit yang hadir bahwa salah satu yang penting adalah kelembagaan, apapun kalau tidak ada kelembagaan ketika pemerintah ingin membantu akan menjadi proses yang panjang oleh sebab itu kita harus perkuat kelembagaan petani ini, selain itu saat ini sesuai Permentan tahun 2023 ada dana bantuan dari BPDP KS terkait PSR 30 juta perhektar ini harus kita manfaatkan, selain itu juga melalui dinas perkebunan tahun 2021 75 orang anak dari pekebun kelapa sawit dari Sumsel diberikan bantuan beasiswa dari BPDP KS dan di tahun 2022 sebanyak 125 orang” jelasnya.
Selanjutnya disampaikan salah satu narasumber bapak wibawa handaka yang membahas tentang penggunaan pupuk berimbang (pupuk kimia dan subsidi) mengatakan,
“Petani hingga kini masih mengeluhkan mahalnya harga pupuk nonsubsidi, sementara untuk pupuk subsidi alokasi dari pemerintah terbatas untuk penuhi kebutuhan petani. Oleh karena itu, Wibawa menambahkan, bahwa harus semua pihak berkomitmen untuk membuat petani dapat memutus ketergantungan terhadap pupuk kimia,“ ungkapnya