JAKARTA , GLOBALPLANET - Pemerintah memprogramkan pemberantasan stunting, dengan target hingga 14 persen pada 2024. Program tersebut terus digencarkan, pasalnya stunting menurut situs yankes.kemkes.go.id mengakibatkan tergerusnya 2-3 persen Produk Domestik Bruto (GDP).
Menurut anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko, dirinya mendukung program pemerintah tersebut, “Stunting bukan hanya fenomena pertumbuhan anak yang lambat akibat kurang gizi. Tapi bisa mengancam eksistensi sebuah bangsa di masa mendatang. Karena kita kehilangan generasi potensial penerus pembangunan bangsa,” ujarnya.
Untuk mencegah stunting, menurut pendapatnya pemerintah perlu menyalurkan daging ayam dan telur. Selain harganya terjangkau, sebutir telur per hari cukup untuk mencegah stunting yang dialami anak, “Telur memiliki komposisi protein yang lengkap, sehingga dapat mencegah stunting,” ujar Singgih yang juga dokter hewan itu.
Protein yang tinggi dan harga yang terjangkau, merupakan paduan sempurna untuk menjadikan daging ayam dan telur sebagai bantuan sosial (Bansos). "Kami usulkan kepada pemerintah penyaluran bansos untuk program stunting bagi 1,4 juta kepala keluarga (KK) diadakan sampai dengan akhir tahun. Dan tidak hanya 1,4 juta KK saja tapi diperluas hingga 21,9 juta KK sebagaimana Bansos beras," katanya.
Singgih yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR), mengatakan kebijakan Bansos tersebut, selain sesuai dengan peruntukannya juga mengangkat nasib 13 juta pekerja di industri peternakan rakyat yang tergolong UMKM, “Mereka terancam menganggur, karena peternak rakyat banyak yang merugi,” ujar Singgih.
Ia juga merekomendasi penyaluran Bansos oleh Idfood, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan, sebagai pelaksana penyediaan bantuan telur dan ayam.
Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menganjurkan konsumsi telur untuk mencegah stunting pada anak balita. "Semangat untuk isi piringku dan kampanye isi piringku dengan (makanan) kaya protein menjadi penting. Satu butir telur sehari, itu sudah bisa mengatasi stunting," katanya.
Dia menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi, termasuk protein hewani, pada 1.000 hari pertama kehidupan anak untuk mencegah stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu. Mengingat stunting kebanyakan terjadi pada anak dalam rentang usia enam sampai 24 bulan, ia mengatakan, pemenuhan kebutuhan nutrisi anak selama kurun itu mesti benar-benar diperhatikan.
“Telur mengandung protein, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, seng, serta vitamin A, B, D, dan K, bisa digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan,” pungkasnya.