PALEMBANG, GLOBALPLANET - Dalam kunjungannya ke Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) KH. Chriswanto Santoso, M.Sc, menyempatkan diri bersilaturahmi dan buka puasa bersama sejumah wartawan, pada Sabtu (15/4/2023) sore di Aula Yayan Azizah, Masjid Al Fatah Taman Kenten.
Dalam silaturahmi yang berlangsung singkat itu, KH Chriamanto memaparkan delapan program prioritas LDII. Salah satu program yang saat ini sudah berjalan di seluruh wilayah adalah upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, profesional dan religius.
"Kami berharap, program LDII Sumsel, harus menyentuh dan membumi pada kebutuhan masyarakat. Pertama, perlu menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) profesional, berkualitas dan religius,” katanya.
Ia pun menyampaikan bahwa warga LDII harus profesional di bidangnya, dalam bingkai moralitas. Sesuai dengan karakter kebangsaan Indonesia, sehingga betul-betul memberikan manfaat bagi Indonesia.
"Jika warga LDII mampu menjadi insan yang profesional religius, maka akan memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia. Untuk kepentingan itu, LDII memprioritaskan delapan program, menuju bonus demografi dan Indonesia emas 2045,” jelasnya.
Program kebangsaan. Menurutnya, politik identitas dalam satu dekade terakhir masih muncul, maka warga LDII memiliki peran menghilangkan ancaman polarisasi bangsa.
“Dengan meningkatkan urusan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena kita lahir di Indonesia, hidup dan cari makan di Indonesia. Dan kita insyaallah mati di Indonesia, sehingga punya kepentingan Indonesia harus stabil,” ujarnya.
Selain kebangsaan, program pengabdian LDII selanjutnya adalah keagamaan, pendidikan, kesehatan, energi baru terbarukan, perekonomian, teknologi digital serta bidang ketahanan dan kedaulatan pangan.
Ditahun politik ini LDII tentu harus turut serta dalam mensukseskan jalannya Pemilu tahun 2024 mendatang.
" Mengenai politik identitas itu muncul karena adanya kampanye atau menjelek jelekkan lawan politik di dalam tempat ibadah, itu tidak boleh. LDII harus mencegah itu terjadi di ruang tempat ibadah," jelasnya.