loader

Di OKI Kapolda Berpesan Kolaborasi Harus Ditingkatkan, Agar Karhutla Dapat Diminimalisir.

Foto

OKI, GLOBALPLANET - Kedatangannya disambut langsung Bupati OKI Iskandar, SE saat melakukan peninjauan kampung Pematang Panggang, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk melakukan giat bakti sosial dan dialog dengan masyarakat setempat.

Setelah itu kunjungan dilanjutkan ke Desa Tangkal Covid-19 di Desa Sedyo Mulyo Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumsel, Minggu (14/6/2020) siang.

Ketika berkunjung Kapolda bersama Forkofimda Kabupaten OKI disambut tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan masyarakat setempat dengan  menyaksikan langsung kegiatan ketahanan pangan, bimbingan belajar, dan donor darah.

"Adanya kegiatan di kampung tangkal Covid-19 maknanya kegiatan ini dalam rangka membangun ketahanan masyarakat desa terutama dalam konteks menghadapi pandemi Covid-19," ujarnya.

"Tapi khusus untuk sekarang ini kita tambahkan satu lagi kegiatan yaitu dalam rangka menangani dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ucapnya disela-sela acara berlangsung.

Ditambahkannya, dengan informasi yang berpacu pada tahun lalu mengenai kabupaten OKI yang termasuk dalam 10 daerah di Provinsi Sumatra Selatan yang menjadi paling banyak kasus karhutlahnya, maka pencegahan sudah bisa dilakukan sekarang meski masih musim penghujan.

"Kita tau OKI ini termasuk dari 10 daerah yang paling banyak karhutlahnya tahun lalu. Oleh karena itu strategi kita dari sekarang walaupun masih musim hujan tapi kita harus tetap banyak memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutlah," tuturnya.

Tidak berbeda jauh dengan strategi pencegahan dan penanganan karhutla pada tahun lalu yakni kolaborasi yang baik antara seluruh stakeholder penanganan karhutlah, namun Kapolda Sumsel meminta untuk tahun ini kolaborasi tersebut harus ditingkatkan supaya dapat menekan angka karhutlah di OKI.

"Salah satu strategi kita untuk mencegah karhutlah ini yaitu membangun ketahanan masyarakat secara intensif kemudian nanti dibantu oleh stakeholder, ada juga perusahaan - perusahaan perkebunan, Polri, TNI, dan Pemda untuk berkolaborasi untuk saling menjaga," terangnya. 

"Sehingga, Insyaa Allah kita berharap walaupun ada karhutla tapi lebih sedikit dibanding tahun kemarin," jelasnya.

Dilanjutkan Kapolda Sumsel, beberapa inovasi - inovasi telah dilakukannya dalam mencegah dan menangani kasus karhutla di Sumsel secara umum.

"Pertama tama kita membentuk komunitas masyarakat pecinta lingkungan dimana teman-teman dari perusahaan sudah banyak yang bergabung, dan ini harus lebih dikuatkan lagi," ungkapnya. 

"Kemudian kita juga sudah membuat maklumat Kapolda yang intinya adalah menjelaskan bahwa kita harus mencegah terjadinya karhutla," tegasnya sembari mengatakan jikalau terpaksa ada tindakan represif itu adalah tindakan terakhir kepolisian.

Selanjutnya, saat ditanya mengenai tindakan yang benar dalam membuka lahan pertanian yang baru, Kapolda Sumsel mengatakan koordinasi dengan Kepala desa dan penegak hukum setempat jika ingin membuka lahan.

"Saya kira seperti ini, yang pertama tentu secara individu ya sebaiknya tidak dilaksanakan secara sembarangan artinya apinya tetap dijaga, nanti koordinasi dengan kepala desa dan dengan penegak hukum setempat," terangnya. 

"Saya tegaskan jangan membuat api, karena nanti kalau ditinggal dan tidak dijaga yang ada bukan hanya membakar ladang saja, bahkan membakar sekitarnya dan yang lebih parah menyebabkan kebakaran yang tidak terkendali," bebernya.

Sembari terus mengingatkan seluruh stake holder untuk mencegah terjadinya karhutla, Kapolda Sumsel juga mengatakan bahwa hutan dijaga supaya terus ada hingga ke anak cucu kita.

"Jadi mohon kepada petinggi - petinggi yang masuk dalam stakeholder ini untuk sama - sama mengajak mereka, membina mereka, mengedukasi mereka untuk mencegah terjadinya karhutlah," jelasnya. 

"Karena hutan ini bukan semata mata milik kita sendiri tapi ini adalah titipan untuk anak cucu kita," tutupnya.

Share

Ads