loader

Harga CPO Tetap Bertengger di Level Tertinggi

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Walau digempur sentimen sana-sini, harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif masih kuat. Tiap kali jatuh langsung melesat lagi. Walau mengalami koreksi, saat ini harga CPO masih berada di level tertingginya dalam 2 tahun.

Jumat (10/1/2020) harga CPO berada di level RM 3.095 atau turun 0,48% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Saat ini sentimen yang menggempur harga CPO adalah larangan impor minyak sawit olahan Malaysia oleh India.

Beredar kabar bahwa pemerintah India secara informal meminta pelaku industri untuk tak membeli minyak sawit Malaysia.

Reuters, melaporkan bahwa menteri perdagangan dan perindustrian India baru-baru ini telah mengeluarkan pengumuman yang mengubah status impor minyak sawit olahan dari "free" menjadi "restricted".

Upaya itu dilakukan untuk melarang impor minyak sawit olahan dan hanya bisa mengimpor CPO. Langkah ini juga dilakukan untuk memberi hukuman kepada Malaysia atas kritik yang dilancarkan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohammad, terhadap India.

Pada Oktober 2019, PM Malaysia tersebut melontarkan kritik keras kepada India soal konflik yang terjadi di Kashmir, wilayah yang dihuni mayoritas muslim yang juga diklaim oleh Pakistan. Mahathir mengatakan India telah "menginvasi dan menduduki" Kashmir.

Dengan larangan impor minyak sawit olahan tersebut, maka produk CPO Malaysia harus bersaing dengan CPO Indonesia. Ada potensi terjadi perang harga mengingat harga CPO Indonesia masih lebih kompetitif, melansir Reuters.

Sentimen tersebut sempat membuat pasar gempar. Namun harga CPO masih tetap kuat bertengger di level tertingginya. Isu penurunan output yang dapat mengganggu pasokan di tengah penguatnya pasar domestik masih membuat harga CPO tinggi.

Indonesia telah mengimplementasikan program biodiesel B30. Artinya minyak diesel terdiri dari dua komponen, 70% minyak diesel biasa dan 30% berasal dari minyak sawit. Indonesia berencana melakukan tes untuk program B40 pada April nanti.

Sementara Negeri Jiran baru akan memulai program B20 nanti di akhir Februari. Mengutip Reuters program B20 ini akan menyerap lebih dari 500.000 ton minyak sawit.

Share

Ads