JAKARTA, GLOBALPLANET - Presiden Direktur Astra Agro Lestari, Santosa meyakini, tahun 2020 akan lebih baik dari tahun 2019 karena cuaca kering cukup panjang, sehingga pertumbuhan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tidak setinggi 2018 dan awal 2019.
Selain itu, adanya komitmen pemerintah untuk mandatori pencampuran biodiesel 30% atau B30. "Mandatori B30 akan menghasilkan peningkatan demand dalam negeri sekitar 3 juta ton, maka supply CPO ke pasar dunia akan terbatas," kata Santosa, dikutip dari laman CNBC Indonesia, Jumat (17/1/2020).
Santosa mengakui, tahun lalu rata-rata harga CPO sangat rendah karena produksi berlebih (oversupply). Kondisi ini juga berdampak pada kinerja perseroan.
Pada sembilan bulan pertama 2019, laba emiten dengan kode saham AALI ini terkontraksi tajam 90,11% menjadi Rp 111,18 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,12 triliun. Sementara itu, pendapatan perseroan turun 9,9% menjadi Rp 12,39 triliun dari tahun lalu Rp 13,76 triliun.
"Bila tidak ada kejadian luar biasa yang menurunkan demand global maka harga CPO global akan lebih kuat secara rerata dibandingkan tahun lalu," kata dia menjelaskan.
Pada perdagangan Jumat (17/1/2020), harga saham Astra Agro terpantau bergerak menguat 1,58% ke level Rp 12.875 per saham, naik 200 poin. Tapi, sepekan terakhir, harga saham AALI terkoreksi 5,85%. Saat ini nilai kapitalisasi pasar perusahaan Grup Astra ini mencapai Rp 24,78 triliun.