JAKARTA, GLOBALPLANET - Dari keteterangan Humas CPOPC, disebutkan forum dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan dihadiri oleh para Duta Besar dan perwakilan negara-negara penghasil kelapa sawit serta perwakilan kedutaan dan misi yang berkedudukan di Jakarta, khususnya dari Malaysia, Kolombia, Guatemala, Thailand, Brazil, Peru, Nigeria dan Uni Eropa.
Forum ini juga dihadiri oleh lebih dari 470 partisipan dari industri pengolahan makanan dan minyak sawit, kalangan perdagangan, penelitian dan pengembangan produk-produk minyak sawit, penentu kebijakan dan pihak berwenang untuk perlindungan konsumen dan kesehatan publik di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan India.
Sebagai informasi, forum ini diadakan dengan tujuan untuk mempromosikan pentingnya keamanan makanan dan perlindungan kesehatan masyarakat.
Dalam pidato pembukaan, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa forum ini merupakan bagian dari upaya merespons isu-isu terkait keamanan makanan, secara khusus berkenaan dengan pencapaian standar yang dapat diterima.
Merujuk pada kebijakan yang tengah digodok oleh Uni Eropa terkait penetapan dua batas maksimum Free 3-monochloropropanediol (3-MCPD) dan fatty esters 3-MCPD, Menko Airlangga Hartarto menilai aturan tersebut diskriminatif lantaran berlawanan dengan manajemen risiko kontaminan yang lazim berlaku.
"Apabila satu batas dinyatakan ‘aman’, seharusnya batas aman itu dapat berlaku untuk seluruh jenis minyak pada kategori yang sama," ujar Airlangga.
Kata dia, penetapan batas aman sebaiknya didasarkan pada kepentingan masyarakat sebagai konsumen, dan alasan untuk melindungi pasar domestik dan internasional.
Kata Hartarto, gorum juga ditujukan sebagai wahana berbagi informasi tentang upaya-upaya yang sedang dan sudah dilakukan oleh berbagai pihak untuk mencegah pembentukan 3-MCPD dan GE dalam mata rantai industri.
"Forum ini akan menyajikan informasi-informasi berharga seputar sains, aspek peraturan, penelitian dan pengembangan 3-MCPD dan GE, termasuk penetapan kualitas kelapa sawit," ujar Hartarto.(hen)