JAKARTA, GLOBALPLANET - Sebagai penyumbang devisa negara terbesar setelah migas yang menopang perekonomian Indonesia. Tantangan jangka panjang keberlanjutan industri ini dengan mengimplementasikan sertifikat ISPO.
Menurut dia, sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO sangatlah penting, karena indikator-indikator yang telah dirumuskan dapat memastikan petani kelapa sawit patuh hukum.
“Dalam kegiatan operasional perkebunan kelapa sawitnya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan memenuhi ketentuan standar sosial dan lingkungan hidup termasuk di bidang ketenagakerjaan,” jelas dia dalam keterangannya, Minggu (9/2/2020), dikutip dari Indonesiainside.
Moeldoko berharap, penerapan Sertifikasi ISPO mampu untuk meningkatkan kualitas produksi kelapa sawit dan dapat memenuhi standar Internasional.
Meskipun diakuinya, tantangan terbesar Pemerintah ke depan dalam penerapan sertifikasi ISPO adalah memastikan bahwa para petani kelapa sawit yang luasannya mencapai 40% dari luasan kebun sawit yang ada juga tersertifikasi.
“Namun faktanya, sampai saat ini, masih sedikit dari petani kita yang telah mendapatkan sertifikasi ISPO, sehingga menjadi kerugian bagi sebagian besar petani sawit kita karena nantinya tidak dapat menjual sawitnya yang belum bersertifika itu ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS),” ujar dia
Adapun Kementerian Pertanian telah menetapkan luas tutupan lahan perkebunan sawit nasional mencapai 16,381 juta hektare (ha) yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia.
Penetapan tersebut tertuang dalam surat Keputusan Menteri Pertanian Bernomor 833/KPTS/SR. 020/M/12/2019 yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 17 Desember 2019