PALI, GLOBALPLANET - Dari informasi yang berhasil dihimpun, harga komoditi yang sering digunakan ibu rumah tangga untuk masak itu berkisar di harga Rp 60 ribu per kg untuk harga bawang putih maupun bawang merah. Padahal, sebelum itu harganya hanya berkisar antara Rp 25 ribu per kg.
Kondisi ini membuat sejumlah ibu rumah tangga di kecamatan Talang Ubi menjadi galau, pasalnya naiknya harga bawang putih dan bawang merah tidak diimbangi naiknya harga karet.
"Harga bawang putih dan bawang merah sudah 10 hari ini naik menjadi Rp 60 ribu per kg, sebelumnya harganya hanya Rp 25 ribu. Kami bingung pak, bawang naik tapi harga karet malah anjlok," ungkap Astuti, ibu rumah tangga asal kelurahan Talang Ubi Utara, yang mana suaminya bekerja sebagai penyadap karet upahan.
Selain Astuti, keluhan juga disampaikan oleh Nurlela, warga Gang Masjid kelurahan Talang Ubi Timur. Ibu tiga orang anak ini mengaku mengalami penurunan omset penjualan akibat kenaikan harga bawang tersebut.
"Sekarang, saya terpaksa mengeluarkan modal lebih besar dari sebelumnya akibat naiknya harga bawang. Otomatis, berdampak pada turunnya keuntungan saya yang berjualan nasi uduk dan aneka kue jajanan pasar setiap harinya. Sementara kalau harga jualan mau dinaikkan, takutnya malah pelanggan beralih," terangnya.
Ia juga meminta, kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan untuk antisipasi harga bawang yang semakin tinggi.
"Jangan sampai dibiarkan, kami harap pemerintah segera bertindak," pintanya.
Sementara, salahsatu pedagang bawang putih dan bawah merah di pasar inpres Pendopo, mengaku bahwa naiknya harga bawang karena faktor cuaca.
"Akhir-akhir ini hujan, berdampak pada stok bawang yang terbatas. Makanya harganya jadi naik, kami juga hanya mengambil keuntungan sedikit," jelasnya.