PALEMBANG, GLOBALPLANET - "Perbenihan sawit saat ini harus terintegrasi dengan teknologi yang sekarang sudah memasuki tahapan industri 4.0," ujar Dr Dwi Asmono dari PT Sampoerna Agro saat menjadi salah satu pembicara di acara Andalas Forum II di Hotel Harper, Jumat (14/2/2020) sore.
Saat itu Dwi Asmono berbicara dengan topik berjudul "Perbenihan Kelapa Sawit dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0". Dwi Asmono mengungkapkan, saat ini pihaknya (Sampoerna Agro -red) telah mencoba mengintegrasikan proses perbenihan sawit dengan industri 4.0.
Pihaknya tengah menerapkan tes DNA dalam menciptakan benih sawit yang unggul. Termasuk diantaranya adalah upaya menciptakan benih unggul dari persilangan varietas Oliveira di Afrika Selatan dengan sawit jenis Tenera milik mereka.
Kata dia, Oliviera memiliki sejumlah keunggulan sekaligus kelemahan. Keunggulannya, kata Dwi, bisa cepat panen, hanya dalam tempo 2-3 tahun sejak ditanam. Lalu, pohonnya pun tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan proses panen tandan buah segar (TBS).
Namun kelemahannya, ungkap Dwi, kandungan minyak sawitnya sedikit. Sementara sawit jenis Tenera bisa menghasilkan minyak sawit yang lebih banyak.
Tetapi, kata dia, butuh waktu hingga empat tahun jika hendak panen perdana TBS. Karema itu, pihaknya saat ini tengah menyilangkan keduanya dengan meneliti DNA kedua varietas tersebut.