JAKARTA, GLOBALPLANET - Sekretaris MBI, Mustafa Daulay, kepada sejumlah media melalui handphone, Jumat (21/2/2020), menyebutkan MBI baru saja menggelar rapat tindak lanjut dari rapat sebelumnya di Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Innovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) yang dilakukan sekitar tiga Minggu yang lalu.
"Kalau rapat minggu lalu kan terkait persiapan materi ratas (rapat terbatas) untuk pengembangan BBN yang berasal dari sawit. Nah, kalau rapat saat ini MBI menyampaikan roadmap pencapaian bauran BBN yang berasal dari sawit," ujar Daulay.
Sementara itu Sahat Sinaga menambahkan, dalam roadmap itu berisi paparan rencana aksi pengembangan BBN Sawit hingga tahun 2025 dengan pasokan berupa fame, biohidrokarbon, metode co processing, dan teknologi stand alone.
Untuk fame atau fatty acid methyl ester
bagi penggunaan biodiesel tetap berupa B30 sesuai dengan stabilitas oksidasi yang hanya mencapai 10 jam saja.
Lalu, sambung Sahat Sinaga, biohidrokarbon yang menggunakan katalis merah putih dihasilkan melalui dua tipe pengolahan. Sementara metode co processing menjadikan proses blending minyak fosil dan sawit yang menghasilkan bahan bakar
Lalu, untuk teknologi stand alone, kata Sahat, 100% menggunakan sawit sebagai bahan baku untuk menghasilkan Bensin, solar dan avtur.
Nah, sambung Sahat, proyek percontohan untuk menghasilkan IVO atau industrial vegetable oil sebagai asupan untuk biohidrokarbon akan dilakukan di tiga lokasi.
"Tiga lokasi itu yakni Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, dan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara," ujar Sahat Sinaga.
Sahat menyebutkan, MBI memandang proyek percontohan ini sangat pantas untuk segera direalisasikan untuk memasok kilang minyak di Dumai, Provinsi Riau, dan kilang Plaju di Provinsi Sumatera Selatan.