JAKARTA, GLOBALPLANET - Cina yang merupakan salah satu importir terbesar minyak sawit, impor CPO nya sudah turun signifikan. Impor CPO china dari Malasya Januari 2020 turun 44 persen dibanding Januari 2019. Demikian juga, nilai impor sawit Cina dari Indonesia turun sekitar 52 persen pada periode yang sama.
“Pergerakan harga CPO dunia yang turun drastis dalam kurun waktu satu bulan, juga mengindikasikan bahwa efek domino virus korona sudah lampu kuning bagi industri sawit,” kata Dr. Tungkot Sipayung Pengamat Ekonomi dan Direktur Eksekutif PASPI.
Harga CPO C.i.f Roterdam minggu pertama bulan Februari 2020 sempat menyentuh pada level USD 800-820 per ton, pada akhir bulan Februari turun drastis ke level USD 600-630 per ton. Penurunan harga CPO juga ditransmisikan ke dalam negeri. Harga cpo ( excl. PPn) di Belawan pada minggu pertama masih berada pada level Rp 8700 per ton, turun menjadi sekitar Rp 7500 per ton akhir Februari .
“Efek domino virus korona yang awalnya di daratan Cina pada ekonomi global, memang sudah diperkirakan sebelumnya. Dampak ekonomi virus korona diperkirakan tahun 2020 ini memangkas pertumbuhan ekonomi Cina dari sekitar 6 persen menjadi 3 persen,” ujarnya.
Cina sebagai bagian penting dari rantai pasok barang dan jasa global, lumpuh nya ekonomi Cina akibat virus korona , akan menular ke seluruh ekonomi dunia. Efek domino ini makin kuat pula oleh protokol biosekuriti pencegahan meluasnya virus korona ke luar daratan Cina, yang menghentikan penerbangan dan turis dari dan ke China.
Bahkan perkembangan terakhir, virus korona juga telah meluas ke daratan Eropa dan Timur Tengah. Arab Saudi juga telah menutup sementara negaranya dari negara negara lain termasuk Indonesia.Singapura negara yang terbanyak tertular virus korona diluar daratan China, menghentikan sementara Singapore Airlines ke seluruh dunia sebagai bagian protokol biosekuriti virus korona global.
Dari hari ke hari makin banyak penerbangan dan turisme dunia yang terhenti dan akan memukul sektor - sektor ekonomi yang terkait dengan rantai pasok penerbangan dan pariwisata dunia. Efek dominonya akan menular ke seluruh sektor sektor ekonomi dunia.
“Para ekonom dunia pun memperkirakan akan terjadi resesi ekonomi dunia, yang memangkas pertumbuhan ekonomi dunia setidaknya 1 persen pada tahun 2020 ini,” jelasnya.
Menghadapi kondisi dimana ekonomi dunia tidak kondusif, strategi inward looking ( memanfaatkan ekonomi domestik) bagi industri sawit menjadi pilihan. Disini program mandatori B30 menjadi jangkar yang sangat penting bagi Industri sawit dalam menghadapi efek domino virus korona global. Selain memastikan B30 efektif berjalan, program produksi bensin sawit juga perlu dipercepat untuk mensubsitusi bensin fosil yang kinsumsinya lebih besar dari solar dan naik cepat.
Program B30 dan bensin sawit tersebut juga sekaligus menjadi bagian strategi nasional untuk meminimalisir efek domino virus korona global. Ekonomi sawit yang proses produksinya melibatkan sebagian besar ekonomi daerah dan sektor sektor ekonomi, menjadi salah satu jurus jitu menggerakkan ekonomi domestik.