MEDAN, GLOBALPLANET - Olahan ini akan menggunakan biji kopi terbaik dari wilayah Sumut, yakni Sipirok, Mandailing dan Sidikalang juga dari dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional, Investasi & Promosi Produk APPIKI, Robby Aswin, mengatakan, merek (brand) yang diproduksi perusahaan Arabika Tapanuli ini bernama Tormago, yaitu Kopi Bubuk Tormago, Kopi Bubuk Robika, Kopi Bubuk Barista dan Kopi Bubuk Horas. "Nantinya olahan kopi ini akan menghasilkan kualitas olahan terbaik yang bisa dinikmati para pelanggan," katanya, Sabtu (4/7/2020).
Ditilik sejarah perkembangan kopi di Indonesia, kopi menjadi salah satu komoditi andalan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1900. Kopi-kopi yang dihasilkan perkebunan dan dikelola pemerintah Hindia Belanda hampir semuanya di-ekspor. Kopi-kopi berkualitas rendah serta tidak laku diekspor dijual dan diberikan kepada rakyat, buruh kebun untuk dijadikan minuman.
Minuman kopi dari bahan kopi berkualitas rendah terbawa secara turun temurun hingga sekarang. Dengan peningkatan taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat di perkotaan di Indonesia, mendorong terjadinya pergeseran dalam pola konsumsi kopi khususnya kawula muda dan kawula tua. Hal ini menjadi tekad kuat industri olahan kopi Arabika Tapanuli menghasilkan varian bubuk kopi diproduksi perusahaan ini sekaligus diperkenalkan APPIKI.
Didampingi Direktur Utama Arabika Tapanuli, Syaifuddin, Marketing Manajer Hadi Siregar, APPIKI mendistribusikan kopi olahan berukuran 50 gram ke kelas warung makan, pengecer besar dan kecil serta warnet. Hasil olahan ini, menurut Robby, benar-benar menghasilkan 100% kopi murni (pure coffee).
Kopi Horas ukuran kecil, kata Robby, uji coba (testing) membidik pemilik warung Mie Aceh 1001 berlokasi di simpang Ngumban Surbakti, Medan, Toko Budi Jalan Setia Budi Keluarahan Tanjung Rejo Medan dan peminum kopi di daerah Tanjung Anom. Rencananya juga akan didistribusikan ke Warung Makan Zam Zam, Jalan Dr Mansyur, Medan.
Di antara pemilik warung makan dan kafe memberitau, bahwa Kopi Horas ukuran 50 gram benar-benar memiliki khasiat mutu rasa robusta juga memiliki efek lama walaupun mata agak mengantuk berat dibanding kopi bubuk biasa.
"Ini membuktikan produk kopi Horas dapat dipercaya dan andal di kalangan komunitas kopi serta memberikan keuntungan bersama rantai nilai industri kopi pada pemilik kafe, warung makan serta warnet," kata Robby.
APPIKI berharap, perusahaan industri Arabika Tapanuli dapat tampil dalam jajaran industri olahan kopi di Sumut serta bekerja keras untuk mewujudkan model percontohan tingkat kelurahan/desa mengusung "Kampung Kopi HORAS". Juga melihat pergerakan aktivitas promosi dan penjualan kopi ini dari beberapa lokasi di wilayahnya masing-masing.
Jika pendistribusian kopi olahan Arabika Tapanuli tingkat lokal Kota Medan dan sekitarnya telah mantap, APPIKI menyarankan keluar zona jalur ekosistem dan beralih membidik pasar ekspor yang memiliki peluang besar untuk digarap dengan menjaga mutu kelas premium tersebut.
Sementara itu, Syaifuddin didampingi Hadi Siregar, menyampaikan, perusahaan industri Arabika Tapanuli berkomitmen menciptakan kesadaran dan mempromosikan citra kopi di kalangan masyarakat peminat kopi.
"Harapannya kopi ini mendapat pengakuan sebagai satu produk kopi terbaik. Serta tentunya industri kopi Arabika Tapanuli akan terus berinovasi dan memperbaharui produknya," katanya.
Pihaknya juga akan menjaga kualitas proses produksi sebelum dijual ke konsumen akhir dengan membaca situasi pasar juga kondisi masyarakat.