JAKARTA, GLOBALPLANET - Pemulihan ekonomi ini akan berlangsung dengan cepat atau sebaliknya karena seperti yang dilihat dalam sebulan terakhir, beberapa negara Eropa dan Asia juga memasuki gelombang ketiga wabah Covid-19. “Di tengah wabah Covid-19 seperti sekarang ini, maka IPOC 2020 ini momen yang tepat untuk menganalisis dan meramalkan pasar global kelapa sawit pada tahun 2021 yang akan disampaikan oleh para pembicara terkemuka dalam konferensi dua hari ini,” terangnya.
Menurut Joko, Indonesia sebagai pengekspor minyak sawit terbesar terkena dampak Pandemi terutama saat ekspor menurun. “Untung, Pemerintah Indonesia konsisten dan gigih melaksanakan Amanat B-30 meskipun harga bahan bakar fosil rendah dan ini telah membantu memelihara dan menstabilkan rumah tangga konsumsi tetap stabil dan cenderung meningkat,” terangnya.
Lanjutnya, konsumsi domestik juga meningkat terutama dari industri oleokimia yang mendukung pencegahan virus transmisi melalui produk sanitasi seperti sabun dan desinfektan.
“Di tengah masa sulit, industri kelapa sawit kita tetap positif untuk dijalankan bisnis sesuai dengan norma baru yaitu kesehatan protokol adalah keharusan. Kami akan mendukung program pemerintah untuk menjaga keberlanjutan biofuel wajib dan untuk memastikan bahwa kami dapat mengelola pemulihan 100 persen dalam pasar domestik,” ujarnya.
“Sebagaian besar dari kita masih optimis menyambut peluang masuk 2021. Kami yakin pengembangan vaksin yang sedang berlangsung akan berhasil, sehingga pada awal 2021 orang dapat mulai memiliki vaksin. Kami berharap pandemi segera teratasi,” pungkasnya.