MEDAN, GLOBALPLANET. - "Semakin maju, bank saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Mengapa? Karena, bunga yang didapatkan tidak sebanding dengan inflasi setiap tahun," kata Kepala Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, Pintor Nasution, kepada para wartawan, Minggu (17/1/2021) malam.
Apalagi dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa, uang di bank sebenarnya justru mengalami penurunan nilai, maka sebaiknya diinvestasikan.
"Uang atau modal yang kita investasikan seiring berjalannya waktu akan bertumbuh melebihi modal awalnya jika dialokasikan secara baik. Sehingga, investasi berpotensi memberikan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan tabungan," kata Pintor.
Tetapi Pintor pun mengakui ada perbedaan resiko antara menabung di bank dengan instrumen investasi. Semakin tinggi potensi keuntungan, maka semakin besar juga potensi risiko kehilangan modal investasi. Sebaliknya, semakin kecil potensi keuntungan, semakin kecil pula risiko investasi.
"Istilah yang sering digunakan dalam berinvestasi adalah high risk, high return - low risk, low return. atau, resikonya tinggi, ya untungnya juga bisa tinggi. Tetapi, resikonya kecil, ya untungnya juga kecil," kata Pintor.
Lalu, sambung Pintor, agar risiko investasi bisa dikelola, jangka waktu menjadi salah satu strategi. Semakin panjang jangka waktu investasi, maka semakin besar risikonya.
"Sebaliknya, jika kebutuhan dana yang dialokasikan lebih pendek, maka sebaiknya memilih produk yang lebih rendah risikonya," kata Pintor.
Dengan berinvestasi, Pintor menyebutkan masyarakat dapat mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan memanfaatkan dana yang dimiliki. Untuk itu dibutuhkan penyusunan strategi investasi sedini mungkin agar menjadi kunci sukses investasi untuk memenuhi impian di masa depan.