SUMUT, GLOBALPLANET - “Ekonomi Sumut tahun 2020 mengalami kontraksi 1,07 persen dibanding capaian tahun 2019 sebesar 5,22 persen,” ujar Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, dalam paparannya secara virtual demi meminimalisir penyebaran Covid-19.
Dari sisi produksi, kata Suhaimi, kontraksi tertinggi dialami oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 12,77 persen. Dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi dialami oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 10,36 persen.
Syech Suhaimi lalu membandingkan ekonomi Sumut pada triwulan IV-2020 ke triwulan IV-2019 yang mengalami kontraksi sebesar 2,94 persen. Dari perbandingan secara year on year atau dari tahun ke tahun (y-on-y), ujar Suhaimi, terlihat kalau dari sisi produksi, kontraksi tertinggi dialami oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 16,93 persen.
“Lalu, dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi dialami oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 15,12 persen,” ujarnya. Lalu, pihaknya membandingkan ekonomi Sumut secara kwartal (q to q) antara triwulan IV dan III tahun 2020 yang mengalami pelambatan sebesar 0,05 persen.
Suhaimi lalu menunjuk tiga subsektor yang menjadi penyebab pelambatan yakni pertanian, kehutaan, dan perikanan yang mengalami penurunan sebesar 2,10 persen. “Dari sisi
pengeluaran, pelambatan ini disebabkan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang mengalami perlambatan sebesar 2,59 persen,” ujar Syech Suhaimi.