MEDAN, GLOBALPLANET.news - "Pompom saham itu adalah aksi investasi di pasar modal yang sekadar ikut-ikutan, mengikuti apa yang dilakukan para influencer. Nah, kami berharap para milenialis untuk berhati-hati atas fenomena pompom saham ini," kata Kepala BEI Perwakilan Sumut, Pintor Nasution, kepada media di Medan, Jumat (26/2/2021).
Kata Pintor, BEI bukan tidak menghargai para influencer yang secara tidak langsung telah menyosialisasikan pentingnya investasi saham. Namun, kata dia, tetap saja rekomendasi dan analisa dari para influencer harus diwaspadai setiap investor, terutama bagi investor pemula yang masih minim literasi.
"Jangan sampailah para investor milenial akhirnya membeli atau menjual saham tanpa memperhitungkan potensi untung atau pun rugi di masa depan," kata Pintor.
Lalu, melihat maraknya fenomena ini, Pintor mengungkapkan BEI telah dan akan terus melakukan upaya edukasi secara berkelompok kepada para investor melalui berbagai kanal yang tersedia di pasar modal.
Sementara itu secara terpisah, Direktur Riset dan Pengembangan PT BEI, Hasan Fawzi, mengatakan para influencer dan investor harus memahami berinvestasi saham bukanlah sesuatu yang instan. Perlu waktu untuk memahami, mempelajari, serta meningkatkan kapasitas diri dalam berinvestasi.
“Mereka harus betul-betul memahami investasi, harus menyediakan waktu dan memberi waktu, untuk belajar, meningkatkan kapasitas agar apa yang diharapkan bisa dipetik di kemudian hari,” papar Hasan Fawzi.
Hasan mengatakan, hal penting yang harus diingat para investor yakni prinsip ‘Teman adalah Waktu’.Kata Hasan, BEI telah membagi tema edukasi ‘Teman adalah Waktu’ itu ke dalam tiga bagian. Pertama, waktu untuk merencanakan dan mengelola keuangan degan baik.
Kedua, setiap produk memiliki keuntungan, risiko dan horizon waktu yang berbeda, sehingga strategi investasi perlu disesuaikan.Ketiga, waktu untuk berproses dan belajar dilakukan terus-menerus, tidak bisa instan
langsung profit atau langsung mendapat cuan.
"Pihak BEI akan menyelenggarakan kegiatan edukasi dan investasi secara reguler. Sepanjang tiga tahun terakhir, misalnya, yakni tahun 2018 – 2020, BEI telah mengadakan 7.306 kegiatan edukasi online yang diikuti sebanyak 1.262.323 peserta online, di antaranya kegiatan Sekolah Pasar Modal (SPM) online yang diadakan mulai dari level 1 untuk calon investor, level 2 untuk investor, dan level lanjutan untuk investor," ujar Hasan Fawzi.
Ia mengatakan, SPM diadakan secara rutin oleh BEI dan TICMI (The Institute of Capital Market Indonesia) di 30 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2019, Hasan mengatakan, BEI juga menggelar program edukasi dalam bentuk incubator influencer.
"Tujuannya, agar public figure, social media influencers, dan komunitas dapat melakukan edukasi di media sosial secara tepat dengan pesan yang sama. Selain itu, agar semua memiliki visi yang sama, yakni meningkatkan literasi dan menjaga pasar modal agar teratur, wajar, dan efisien," tegas Hasan Fawzi.