JAKARTA, GLOBALPLANET - Kampanye negatif terhadap kelapa sawit dan produk turunannya terus dilawan dengan berbagai data dan fakta oleh stakeholders sawit. Terkait hal ini, Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Darmono Taniwiryono menambahkan bahwa kampanye positif sawit juga dapat dilakukan dengan kampanye yang sifatnya soft.
“Karena itu saya lebih setuju kalau kita menggunakan kampanye positif tentang sawit dari sisi gastronomy policy atau diplomasi menggunakan makanan yang berbahan baku atau mengandung sawit. Ini adalah kampanye yang soft, jangan kampanye yang keras melulu,” katanya dalam webinar yang diselenggarakan Indonesian Gastronomy Association (IGC).
Menurutnya, banyaknya kuliner tradisional atau khas Indonesia, termasuk yang unik dan memancing selera, harus digunakan pemerintah Indonesia sebagai sarana untuk mengenalkan bahwa minyak sawit itu sehat.
“Harus bertindak strategis, cari cara supaya masyarakat Uni Eropa dan negara-negara lain yang anti sawit mencicipinya. Yang begini ini bisa jadi sarana edukasi kalau sawit itu sebenarnya sangat sehat,” tukasnya.
Darmono meyakini, gastronomy policy atau kampanye positif lainnya yang dilakukan secara lembut perlu dilakukan karena sesungguhnya perdebatan keras tentang perkebunan sawit adalah salah satu bentuk persaingan dagang dari para produsen minyak nabati non-sawit.
“Indonesia sebaiknya fokus pada kelebihan minyak sawit, terutama yang terkait dengan gizi dan nutrisi. Tak usah menyinggung minyak nabati lainnya,” jelasnya.
Dia yakin persaingan dagang minyak nabati justru menjadi titik balik bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi politik makanan berbasis nutrisi kelapa sawit. “Mari kembali ke cara konsumsi nenek moyang kita yang dipadu dengan memaksimalkan kandungan nutrisi yang ada di dalam minyak sawit,” tegasnya.