loader

Isu dan Tuduhan Negatif Sawit Tidak Berdasarkan Fakta Objektif di Lapangan

Foto

MUBA, GLOBALPLANET - Sikap kelompok yang selalu menyudutkan sawit selama ini tidak berdasarkan fakta objektif di lapangan, salah satunya isu deforestasi. Menurut Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, selama ini sawit sering diberitakan secara tak berimbang, terutama oleh media luar.

Eddy menegaskan, “kelapa sawit bukanlah penyebab deforestasi global. Perkebunan kelapa sawit justru mengisi lahan terlantar akibat aksi perambahan hutan. Hal ini telah terkonfirmasi dari hasil penelitian sejarah status lahan, terutama di Pulau Kalimantan sejak tahun 1973 hingga 2015,” katanya dalam acara Badan Layanan Umum (BLU) Expo 2021, Rabu (17/11).

Untuk meluruskan citra negatif yang terlanjur berkembang di tengah masyarakat, menurutnya, BPDPKS akan terus melakukan promosi, edukasi, dan publikasi tentang kelapa sawit dengan mengedepankan data dan fakta yang objektif.

“Isu-isu dan tuduhan negatif terhadap sawit banyak yang dihembuskan pihak luar, kebanyakan tidak berdasarkan fakta objektif di lapangan,” katanya.

Salah satu program yang dijalankan BPDPKS untuk mengedukasi masyarakat terkait upaya pencegahan deforestasi yakni Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Melalui program ini, petani dibantu dan dibimbing untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit tanpa harus menambah luas lahan.

“BPDPKS telah menyalurkan dana PSR Rp6,17 triliun kepada lebih dari 102 ribu petani swadaya untuk meremajakan kebun sawit seluas lebih dari 234 ribu hektar,” sebutnya.

Perkebunan sawit, menurutnya, juga menyediakan lahan yang sangat luas untuk terjadinya proses fotosintesis yang pada akhirnya akan mereduksi karbondioksida. Lahan sawit juga menjadi tempat tinggal bagi beragam flora dan fauna.

“Tentu saja di balik keunggulan dan manfaatnya, sawit tidak lepas dari permasalahan. Tapi kampanye anti sawit bukanlah solusi. Mari kita benahi bersama agar industri sawit memenuhi kaidah keberlanjutan. Minyak sawit sangat dibutuhkan, kebutuhan global akan minyak nabati terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dunia,” kata Eddy.

 

Share

Ads