JAKARTA, GLOBALPLANET - Perkebunan kelapa sawit Indonesia telah ada sejak tahun 1911 dan terus berkembang hingga sekarang.
Dalam perjalanannya, perkebunan kelapa sawit terus memberikan kontribusi yang positif terhadap berbagai aspek kehidupan, misalnya ekonomi, sosial, lingkungan, dan ekologis yang tidak dimiliki oleh sektor-sektor lain di luar pertanian.
Melansir laporan PASPI, dalam aspek ekonomi, kelapa sawit berkontribusi sebagai penghasil devisa terbesar juga meningkatkan pendapatan petani. Tidak hanya pelaku sawit saja, kue ekonomi juga diberikan ke pelaku nonsawit yang menyediakan barang atau jasa kebutuhan di sekitar perkebunan sawit.
Dalam aspek sosial budaya, kontribusi kelapa sawit dapat dilihat dari pengurangan kemiskinan serta peranannya dalam pembangunan pedesaan.
Sementara itu, dalam aspek ekologis menurut beberapa penelitian bahwa perkebunan kelapa sawit dapat merestorasi lahan terdegradasi, konservasi tanah dan air, peningkatan biomassa dan karbon stok lahan, bahkan mengurangi emisi gas rumah kaca, dan restorasi lahan gambut.
Tidak hanya itu, fungsi ekologis perkebunan sawit juga mampu menyerap karbondioksida dari atmosfer bumi yang dikeluarkan (sebagai polusi) oleh masyarakat dunia dan kegiatannya (BBM fosil) melalui proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen ke atmosfer bumi.
“Multiguna perkebunan kelapa sawit tersebut tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga oleh masyarakat dunia baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam industri minyak sawit,” catat laporan PASPI.