PALEMBANG, GLOBALPLANET - Budidaya sapi melalui pola integrasi sapi sawit (siska) diyakini mendukung program swasembada daging. Budidaya sapi di kebun sawit diklaim sudah berjalan, namun belum terhimpun dalam organisasi yang kuat.
Demikian terungkap dalam Workshop UKMK Berbasis Kelapa Sawit di Palembang, Sumatra Selatan (22/8/2024). Kegiatan digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia.
Workshop ini mengangkat tema, "Memanfaatkan Lahan Perkebunan Sawit Sebagai Sentra Budidaya Sapi Melalui Penerapan Sistem Integrasi Sapi Sawit (SISKA) Menuju Swasembada Daging." Hadir sebagai peserta dari berbagai kelompok tani dan koperasi anggota Aspekpir Sumatra Selatan.
"BPDPKS sangat mendukung kegiatan Aspekpir Indonesia dalam memberdayakan UKMK kelapa sawit dan mendukung swasembada daging," ujar Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah dilansir dari RRI pada Jumat (23/8/2024).
Wakil Ketua Aspekpir Indonesia dan Ketua DPD I Aspekpir Sumatra Selatan, Bambang Gianto mengatakan, budidaya sapi melalui pola Siska telah banyak dikembangkan di kalangan petani sawit plasma anggota Aspekpir Sumsel. Namun belum terhimpun dalam wadah organisasi yang kuat.
"Contohnya, di wilayah Muba, tidak kurang dari 1.500 ekor sapi dibudidayakan petani plasma melalui pola Siska," ungkapnya dikutip dari sumber yang sama.
Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Agus Darwa menambahkan pentingnya dukungan BPDPKS untuk pengembangan budidaya sapi berbasis kelapa sawit.
"Dana dari BPDPKS sangat besar dan dapat dimanfaatkan untuk membantu petani sawit yang melakukan replanting melalui bidang Sarpras," katanya.