PALEMBANG, GLOBALPLANET - Kasi Survilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel, Yusri menerangkan, sejak awal Agustus, tim lapangan tidak lagi menguji swab kontak kasus yang tidak memiliki gejala. Ini sesuai petunjuk Bab V Manajemen Klinis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020.
"Hanya tenaga kesehatan yang tetap diuji swab walau tidak bergejala. Kalau sebelumnya siapa saja yang berkontak harus uji swab, tapi sekarang tidak perlu, kontak yang bergejala saja yang diuji swab," terang Yusri ketika dikonfirmasi lewat telepon, Selasa (1/9/2020).
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan mencatat hingga 31 Agustus 2020, terdapat 21.614 orang di Sumsel sudah menjalani uji swab, 4.454 orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan kasus simptomatik mencapai 1.873 kasus dan asimptomatik 2.581 kasus. Sembuh 3.191 orang dan meninggal 252 orang.
Sementara, kontak-kontak tidak bergejala tetap dianjurkan isolasi mandiri selama 14 hari meski tidak diuji swab, sementara kontak bergejala ringan hingga sedang juga cukup menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.
Kasus-kasus simptomatik di Sumsel sendiri mayoritas bergejala ringan - sedang, sehingga cukup dilakukan pemantauan sampai sembuh, tidak perlu uji ulang swab dalam memastikan kesembuhannya.
Dia menuturkan, dampak dari perubahan kategori uji swab tersebut membuat jumlah sampel yang diperiksa menurun, namun disatu sisi jumlah kasus simptomatik meningkat sejak awal agustus 2020. Hasilnya, kini selisih kasus Simptomatik dengan Asimptomatik (tidak bergejala) menjadi 708 kasus yang sebelumnya selisih ini mencapai 1.000 lebih.
Saat ini sampel yang masuk secara kumulatif di Sumsel berkisar 300 - 400 sampel perhari, berbeda dibandingkan periode April - Juni yang bisa mencapai 800 sampel perhari.
"Sedangkan kapasitas uji swab PCR di Sumsel sekarang sudah bisa ribuan sampel perhari, karena laboratorium PCR tidak hanya BBLK Palembang," tambahnya.
Ia menyebut terdapat delapan laboratorium PCR yang ditunjuk secara resmi untuk menguji swab, yakni BBLK Palembang, BTKL Palembang, RSUP Muhammad Hoesin Palembang, RS Pusri Palembang, RS Bhayangkara Polda Sumsel, RSUD Siti Fatimah Palembang, RSUD Sekayu dan RS Bunda Lubuklinggau.
"Walau sampel yang masuk menurun namun tim di lapangan tetap melacak kontak kasus. Namun, misalnya dari 10 kontak yang dilacak, yang diuji swab mungkin hanya tiga orang saja, begitu," tutupnya.